SUARA CIREBON – Ribuan petani garam yang tersebar di delapan kecamatan pesisir Kabupaten Cirebon, menjerit. Pasalnya di tahun 2024 ini, tidak ada serapan garam dari pemerintah melalui PT. Garam Persero.
Ketua Koperasi Garam Rakyat Muara Jati, Kusnadi, mengatakan, dengan tidak ada penyerapan garam oleh PT Garam, membuat stok garam rakyat menggunung di gudang.
Padahal menurut Kusnadi, biasanya pemerintah melalui PT. Garam Persero melakukan penyerapan garam hingga mencapai 40.000 sampai 50.000 ton per tahun.
“Karena tidak ada serapan sehingga garam dari petani menumpuk di gudang-gudang rakyat. Jumlahnya saat ini sudah sebanyak 200.000 ton, itu garam industri hasil petani garam dari delapan kecamatan sepanjang pesisir utara hingga timur Kabupaten Cirebon,” kata Kusnadi, Selasa, 5 November 2024.
Padahal biasanya, garam-garam rakyat tersebut, bisanya sudah mulai diserap oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Kusnadi mengaku, tidak mengetahui penyebab pemerintah tidak melakukan penyerapan garam. Padahal pada saat musim kemarau panjang dan terjadi over produksi, pemerintah hadir membantu petani garam untuk melakukan penyerapan.
“Kami selaku petani tidak mengetahui alasan pastinya pemerintah tidak melakukan penyerapan,” ungkapnya.
Pihaknya berharap pemerintah hadir untuk membantu para petani garam, agar dapat memenuhi kehidupan sehari-hari.
“Dengan menumpuknya stok garam di gudang membuat harga garam anjlok dari yang biasanya Rp750 per kilogram kini hanya Rp 450 per kilonya,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.