SUARA CIREBON – Debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2024 digelar di Hotel Patra, kawasan Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu, 16 November 2024 pukul 19.00 WIB.
Debat tersebut diikuti oleh empat pasang calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, yakni paslon nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, paslon nomor urut 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, paslon nomor urut 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan paslon nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Debat kedua Pilgub Jabar ini mengambil tema ‘Budaya Inovatif untuk Jawa Barat yang Gemah Ripah Repeh Rapih’. Dalam debat tersebut terdapat enam sub tema, yakni, industri budaya, pariwisata, peningkatan PAD berbasis sumber daya alam, mitigasi bencana, kualitas lingkungan hidup dan toleransi beragama.
Masing-masing paslon diperbolehkan membawa 50 orang untuk masuk ke area debat publik. Masyarakat dalam jumlah terbatas yang bukan merupakan undangan atau rombongan, boleh menyaksikan proses debat kedua Pilgub Jabar 2024 di luar area debat melalui layar besar yang disediakan.
Debat kedua Pilgub Jawa Barat 2024 berlangsung panas dan penuh dinamika. Bahkan salah satu paslon juga melontarkan beberapa pernyataan yang memantik perhatian publik, salah satunya terkait isu perceraian. Selain itu, juga menyentuh isu-isu strategis, termasuk keberadaan fasilitas riset nuklir, biologi, dan kimia di Jawa Barat.
Di sesi terakhir, masing-masing paslon diberikan waktu dua menit untuk menyampaikan pernyataan penutup.
Pernyataan penutup paslon nomor urut 1, lebih banyak disampaikan oleh Cawagub, Gitalis Dwi Natarina yang sekaligus membeberkan program Jaminan Layanan Budaya dan Industri Kreatif (Jayanti).
Dimana program utama Jayanti ialah membangun 27 gedung kreatif terpadu untuk pertunjukan seni, budaya dan musik. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya bertaraf internasional. Kemudian, inkubator kreatif, bimbingan pelatihan dan akses bisnis untuk pelaku industri budaya kreatif.
“Selain itu, juga ada bantuan dana dan hibah untuk mendukung proyek seni dan usaha kreatif. Beasiswa pendidikan untuk pelaku seni budaya. Insyaallah Jabar akan bahagia lahir dan batin,” ujar Gitalis Dwi Natarina.
Sementara cawagub nomor urut 2, Ronal Surapadja menyebut Cirebon sebagai pusat peradaban Islam di Jabar yang beralkulturasi dengan budaya setempat pada masanya.
“Cirebon itu dari kata Caruban yang berarti bersatu padu. Waktu pun berubah, Cirebon menjadi kota yang maju dan modern tapi tidak kehilangan karakter dan jatidiri budayanya. Keraton masih tegak berdiri, batik masih berproduksi, tarian masih lestari seiring zaman yang terus berlari,” ujar Ronal.
Ia mengatakan, paslon Jeje-Ronal akan belajar dan mengambil spirit dari babad Cirebon. Paslon Jeje-Ronal bakal berpegang teguh pada pesan Sunan Gunungjati ‘Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin’.
“Dengan konsep itu maka pembangunan yang akan kami lakukan adalah budaya yang keragaman suku, agama, budaya, hidup berdampingan membangun Jabar dengan budaya inovatif dalam rangka mewujudkan Jabar gemah ripah repeh rapih, itulah yang disebut Jabar untuk semua,” tegas Ronal.
Sementara cawagub nomor urut 3, Ilham Habibi mengatakan, pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibi (Asih) menyatakan, pondasi kemajuan Jabar adalah toleransi perbedaan khususnya perbedaan agama. Karena prinsip universal dalam kehidupan beragama adalah tidak boleh ada paksaan.
“Bagimu agamamu dan bagiku agamaku,” ujar Ilham Habibi.
Sebagai warga Indonesia yang separuh hidupnya menetap di Jerman, Iham mengaku benar-benar memahami artinya hidup sebagai minoritas di negara tersebut. Karena itu, seorang pemimpin tidak boleh menunjukkan adanya intoleransi walaupun hanya sekadar bercanda, karena pemimpin menjadi contoh di masyarakat.
“Karena akibat intoleransi akan menyebabkan adanya penghinaan hingga kegaduhan yang tidak kita inginkan dalam masyarakat kita. Sehingga, kita tidak akan bisa kerja sama satu sama lainnya,” kata Ilham.
Sementara Ahmad Syaikhu turut mengakhiri pernyataan penutup dengan menggunakan bahasa Cirebon. “Diperlukan pimpinan yang patuh kepada silih asah, silih asih, silih asuh. Wis wayae wong Cirebon mimpin Jabar, aja ragu aja bimbang tanggal 27 coblos nomor telu,” kata Syaikhu.
Pernyataan penutup terakhir dalam debat kedua Pilgub Jabar ini disampaikan oleh Dedi Mulyadi nomor urut 4. Ia mengatakan, saat ini Jabar dihadapkan pada sebuah problem dimana gunung-gunung mulai gundul, sawah terurug oleh berbagai perubahan ekosistem iklim ekonomi.
Selain itu, pinggir laut juga mengalami abrasi, sungai mengalami pendangkalan dan ketika kemarau rakyat Jabar banyak yang antri mencari air bersih. Namun ketika hujan, mengalami banjir. Seluruh problem tersebut, kata Dedi, berlangsung dari tahun ke tahun dan seolah menjadi kenduri yang tidak pernah berhenti.
Karena itu, lanjut Dedi, diperlukan kebijakan yang fundamen, yaitu mengembalikan Jabar pada jatidirinya. Jatidiri sebagai masyarakat hutan, sebagai masyarakat daerah perkotaan, sebagai masyarakat pesisir serta sebagai masyarakat pesawahan. Seluruh produk kebudayaan, makanan, pakaian, dan karya seni adalah produk yang lahir dari hulu kebudayaan.
Dedi menegaskan, keprihatinan para pelaku seni saat ini adalah matinya para pelaku seni tradisi karena kehilangan tempat untuk berekspresi. Begitupun desa-desa, telah kehilangan ruang publik untuk berinteraksi.
“Maka dari itu, lembur diurus dan kota ditata adalah bagian ikhtiar kami untuk mengembalikan kembali fungsi-fungsi pembangunan pada habitatnya. Kalau sudah kembali ke habitatnya, pembangunan kembali ke habitatnya maka angka ekonomi akan tumbuh seiring pertumbuhan kebudayaan dalam masyarakat itu sendiri,” paparnya.
Untuk itu, sambung Dedi, jika ingin mengembalikan Jabar menjadi Provinsi yang gemah ripah repeh rapih, silih asah, silih asih, silih asuh dan silih pikanya’a, maka kembalikan habitat alam pada aspek penciptaannya.
“Kemudian, hentikan berbagai politisasi agama baik internal agama maupun eksternal agama. Berikan ruang yang terbuka bagi seluruh rakyat Jabar untuk beribadah berdasarkan keyakinannya,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.