SUARA CIREBON – Pabrik Gula (PG) Sindanglaut Kabupaten Cirebon kembali bangkit dan beroperasi dengan semangat baru setelah vakum selama bertahun-tahun.
Kebangkitan pabrik gula yang berada di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon ,ini membawa harapan besar bagi para petani tebu di wilayah tersebut.
General Manager PG Sindanglaut, Roni Kurniawan, menyebut, PG Sindanglaut sempat mati suri selama tiga tahun, dari 2019 sampai 2021. Namun sejak 2022 kemarin, PG Sindanglaut kembali beroperasi dan memberi manfaat bagi masyarakat.
“Kami hidup kembali dengan semangat untuk memberikan manfaat kepada para petani tebu,” ujar Roni Kurniawan, Sabtu, 23 November 2024.
Ia mengatakan, tahun ini produksi pabrik mengalami peningkatan hingga 11 ribu ton dari tahun lalu sebanyak 1.000 ton gula. Keberlanjutan operasional PG Sindanglaut ini, jelas menunjukkan hasil yang positif.
“Ini menjadi langkah awal menuju produksi yang lebih besar pada tahun-tahun mendatang, capaian ini tentu sangat positif,” kata Roni.
Pihaknya menargetkan, PG Sindanglaut memiliki produksi yang lebih tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan berinvestasi dalam perbaikan dan penggantian alat-alat kritis. Ia menegaskan, perbaikan besar akan dilakukan pada 2025 nanti, agar ke depan dapat mendongkrak produksi gula secara signifikan.
“Itupun bertahap melakukan investasi untuk replacement, untuk di tahun 2025 ingin produksi lebih baik lagi memproduksi gula,” terangnya.
Saat ini, PG Sindanglaut memiliki areal perkebunan tebu seluas 3.500 hektare. Dari jumlah tersebut, baru 3.100 hektare yang produktif. Ia menyampaikan, upaya meningkatkan efisiensi dan pelayanan kepada petani terus dilakukan untuk mendorong mereka kembali menanam tebu.
Hasil panen dari eksisting lahan yang dimiliki saat ini, menurut dia, hanya mampu menghasilkan tebu sebanyak 600 kilogram/hektare. Padahal idealnya, hasil panen tebu untuk satu hektare sebanyak 700 kilogram.
Pihaknya menargetkan, seluruh lahan yang dimiliki PG Sindanglaut seluas 3.500 hektare dapat optimal digunakan pada 2029. Dengan strategi jangka panjang ini, pabrik gula tersebut diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi gula, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
“Kami hanya mampu satu kali produksi setiap tahunnya. Tahun ini produksi dimulai dari 20 Juni-22 Oktober,” terangnya.
Kebangkitan PG Sindanglaut ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara industri dan masyarakat dapat menciptakan peluang baru, memperkuat sektor pertanian, dan mendukung kesejahteraan petani.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.