SUARA CIREBON – Peristiwa robohnya atap dua ruang kelas SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon pada Selasa, 10 Desember 2024 hari ini menimbulkan rasa prihatin dari sejumlah pihak.
Mengejutkannya, peristiwa robohnya atap dua ruang kelas tersebut terjadi saat kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung.
Akibatnya, 7 siswa yang sedang menjalani remedial di dalam ruang kelas tersebut menjadi korban ambruknya atap 2 ruang kelas SMPN 1 Talun ini.
Terkait hal ini, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia menegaskan, pihaknya akan memangil Dinas Pendidikan.
Pemanggilan tersebut, kata Sophi, akan dilakukan oleh Komisi IV DPRD DPRD Kabupaten Cirebon untuk meminta keterangan terkait peristiwa ambruknya atap dua ruang kelas SMPN 1 Talun ini.
“Komisi IV DPRD yang memiliki fungsi pengawasan nanti akan menindaklanjuti hal ini agar kedepan tidak ada kejadian serupa,” kata Sohpi saat meninjau lokasi ambruknya atap dua ruang kelas SMPN 1 Talun bersama Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, Selasa, 10 Desember 2024.
Ia pun memastikan, DPRD Kabupaten Cirebon akan bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait untuk tindak lanjut proses perbaikannya.
Sementara, Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya merasa prihatin atas kejadian ambruknya dua ruang SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon yang mengakibatkan tujuh siswanya menjadi korban.
Pasalnya, saat itu ketujuh siswa SMPN 1 Talun yang menjadi korban tersebut sedang mengikuti kegiatan remedial.
Dikatakan Wahyu, tujuh siswa yang menjadi korban saat kegiatan remedial ini terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan.
Ia mejelaskan, semua siswa yang menjadi korban ambruknya dua ruang kelas SMPN 1 Talun tersebut langsung dilarikan ke Rumah Sakit Medimas Kota Cirebon.
“Kami juga akan melihat kondisi mereka dan menanggung semua pengobatan semua siswa sampai selesai,” kata.
Ia menegaskan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk memprioritaskan pembangunan ruang yang ambruk tersebut. Sehingga, para siswa bisa melanjutkan belajar seperti biasanya.
“Kita akan konsultasikan dulu dengan aparat. Kalau sudah ada hasil komunikasi kami dengan aparat, kita akan coba alokasikan anggaran pergeseran sehingga atapnya bisa segera dilakukan perbaikan,” kata Wahyu.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rapat pimpinan membahas ambruknya dua ruangan di SMPN 1 Talun tersebut.
Bahkan, pihaknya juga akan melakukan pengecekan tidak hanya bangunan sekolah, tapi setiap bangunan gedung perkantoran yang atapnya menggunakan baja ringan yang masih menggunakan genteng berat.
“Kita antisipasi dari sekarang, agar jangan sampai kejadian serupa di tempat lain di waktu-waktu mendatang,” paparnya.
Menurut informasi yang ia terima, atap di dua ruangan kelas SMPN 1 Talun yang ambruk tersebut direhab pada tahun 2021. Namun, pembangunannya menggunakan baja ringan dan genteng yang berat.
“Akhir-akhir ini kan curah hujan cukup besar, sehingga berakibat robohnya atap tersebut,” terangnya.
Untuk sementara, para siswa akan menggunakan ruang guru untuk proses pembelajaran. Sementara ruangan guru sendiri akan digabung dengan ruang guru lainnya.
“Saat masa libur sekolah mudah-mudahan bisa terselesaikan di tahun 2025, sehingga pembelajaran bisa normal lagi ketika anak-anak mulai masuk sekolah,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.