SUARA CIREBON – Penetapan Wilayah Timur Cirebon sebagai kawasan industri, dirasakan kurang berdampak nyata bagi warga sekitar.
Mulai dari keberpihakan lapangan pekerjaan (rekrutmen karyawan dan buruh, red), kepedulian sosial perusahaan (CSR), kepedulian nasib para petani penggarap, UMKM sampai masalah perizinan, dinilai perlu dipertanyakan.
Hal diungkapkan masyarakat di wilayah timur Kabupaten Cirebon, dalam reses yang digelar Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf, Senin, 10 Maret 2025 malam.
Dalam reses tersebut, warga yang hadir seolah menumpahkan keluh kesah atas kemajuan Wilayah Timur Cirebon (WTC), yang dinilai tidak ada dampaknya.
Salah seorang warga Pabedilan yang hadir di reses itu mengaku telah mendaftar menjadi karyawan di PT Longrich, namun sampai 3 tahun belum juga ada panggilan.
Menurut dia, untuk bisa masuk dan diterima di PT Longrich, harus ada proses “ADM” yang ditempuh. ADM yang dimaksud adalah bukan administrasi, tetapi ada jalur tertentu dan harus membayar sejumlah uang.
“Masalah PT Longrich, warga pribumi sulit kerja, kami minta aspirasi ini disampaikan anggota dewan agar mengutamakan pribumi. Salah satunya ada halangan, karena harus lewat ADM (biaya masuk jadi karyawan, red) yang memberatkan warga sekitar. Pribumi sulit kerja di Longrich, tolong kami dimudahkan untuk mendapatkan kerja,” keluhnya.
Selain itu, dirinya juga mempertanyakan berdirinya banyak perusahaan namun belum beroperasi. Menurut dia, patut diduga proses perizinan perusahaan itu masih belum ditempuh.
Sehingga, pihaknya meminta agar dilakukan pengecekan perihal perizinan perusahaan, agar warga sekitar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan terserap di industry-industri tersebut.
“Gedung-gedung pabrik sudah berdiri di Pabedilan, tapi belum aktif menerima karyawan, apakah perizinan belum selesai atau gimana? Kalau izin belum beres maka dewan bisa membantunya. Karena warga di sini pada ngebet pengen kerja. Tentu, perusahaan juga harus mengutamakan warga sekitar. Karena, industri tumbuh juga harus bisa dinikmati warga sekitar,” tegasnya.
Sementara itu, warga lain yang juga hadir di kegiatan reses itu, mempertanyakan alih fungsi lahan pertanian besar-besaran menjadi kawasan industri. Akibat alih fungsi lahan tanpa ada solusi keberlanjutan, menurut dia, warga sekitar yang mayoritas petani cukup terdampak.
“Ini harus jadi perhatian serius dari para pemangku kebijakan, agar kemajuan industri juga diimbangi dukungan untuk pekerjaan masyarakat sekitar. Kami mohon perhatian untuk pengairan, kemudian Jalan Usaha Tani juga sulit,” kata dia.
Dirinya meminta agar para pemangku kebijakan tidak secara mudah memberikan izin alih fungsi lahan pertanian.
“Kami juga minta, sawah-sawah yang tersisa sekarang jangan dialihfungsikan, bila perlu jangan dikasih izin baik untuk industri maupun perumahan. Serta, mohon ruang atau zona hijau yang tersisa dipertahankan. Kalau lahan tidak ada, kemudian tidak dapat pekerjaan kan yang susah juga masyarakat,” tegasnya.
Tak hanya itu, dengan adanya kemajuan industri di Timur Cirebon, UMKM kecil juga terkena dampaknya karena lahan mulai berkurang. Saat ini, pengusaha UMKM kecil tergerus dengan kemajuan industri. Dimana, banyak warga karena faktor usaha tidak bisa kerja padahal masih produktif.
“Perlakuan khusus untuk usia warga pribumi harusnya menjadi prioritas dari perusahaan yang berdiri di Timur Cirebon, khususnya di Pabedilan,” katanya.
Menanggapi keluh kesah dan aspirasi warga, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Fraksi PKB, Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf menegaskan, akan menampung seluruh aspirasi warga dan akan menjadi konsentrasi dirinya. Menurutnya, aspirasi tersebut akan dibawa ke rapat atau paripurna DPRD, sehingga ada keberpihakan kepada warga lokal.
“Kami akan tampung aspirasi bapak dan ibu sekalian, untuk menjadi perhatian serius kami di DPRD. Kita akan mencari solusi soal SDM terkait dengan ketenagakerjaan, begitu juga soal administrasi atau oknum yang bermain-main masalah SDM untuk direkrut menjadi karyawan di perusahaan. Soal perizinan perusahaan, alih fungsi lahan, pertanian, UMKM juga dengan keluh kesah lainnya, kami akan perhatikan serius,” ujar Ismi, sapaan akrab Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf.
Tak hanya itu, warga yang hadir juga meminta adanya keseriusan tentang penanganan banjir dan infrastruktur jalan yang ada di Wilayah Timur Cirebon.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.