Jumat, Desember 5, 2025
No Result
View All Result
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik
  • Pilihan Redaksi
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Ngikik
  • Opini
  • Politik
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
Home Cirebon

Petani Cirebon Tak Menikmati Efek Lonjakan Harga Beras

by Vicky Sugiarto
Selasa, 17 Juni 2025
in Cirebon, Ekonomi Bisnis
Reading Time: 3 mins read
A A
Petani Cirebon Tak Menikmati Efek Lonjakan Harga Beras

Sejumlah petani mengumpulkan batang padi yang dipanen sebelum proses perontokan, Senin, 16 Juni 2025.* (Foto: Vicky/Suara Cirebon)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

SUARA CIREBON – Harga beras di pasar tradisional Ciayumajakuning melonjak dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan harga beras dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya naiknya biaya produksi dan sulitnya mendapatkan gabah di pasaran.   

Hal itu disampaikan salah satu pengusaha beras lokal asal Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Surnita Sandi Wiranata, terkait naiknya harga beras di pasaran, Senin, 16 Juni 2025.

Menurut Sandi, salah satu komponen biaya produksi yang mengalami kenaikan adalah harga sewa alat pertanian combine harvester (alat pemotong dan perontok padi). Alat yang sangat dibutuhkan saat panen itu, dimiliki para tengkulak sehingga harga sewa yang dipatok pun tergolong tinggi.

“Kalau kita perhatikan harga beras saat ini naik, tapi memang biaya produksinya juga sudah tinggi. Biaya operasional, biaya sewa mesin dan pupuk, jadi ketika panen hasilnya itu langsung diserap oleh pemilik mesin combine yang mayoritas asal Jawa. Jadi tiap musim panen itu selalu berebut, sehingga pemain lokal tidak dapat barang (gabah),” ujar Sandi.

Terserapnya hasil panen oleh tengkulak asal Jawa tersebut, menurut Sandi, membuat petani Kabupaten Cirebon dilema. Hal itu disebabkan, para petani merasa telah banyak dibantu mulai dari proses tanam hingga menjelang musim panen.

“Petani merasa dibantu terutama akses permodalan, untuk pupuk dan perawatan padi selama musim tanam kedua. Jadi biaya produksi jelas sangat tinggi sedangkan harga padi cenderung dinilai terlalu murah. Artinya petani tidak ikut menikmati. Praktik-praktik itu yang tidak bisa dihindarkan oleh petani,” ucapnya.

Selain praktik tengkulak pemilik mesin combine, Sandi juga menyebut faktor cuaca turut berpengaruh dalam masa tanam. Menurut dia, cuaca yang cenderung berubah-ubah sangat berdampak terhadap kualitas padi.

“Faktor cuaca juga menjadi penyebab hasil panen menurun. Harusnya sekarang sudah memasuki musim kemarau, tetapi masih sering terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Itu sangat berpengaruh ke pertumbuhan padi. Dulu biasanya yang satu hektare bisa menghasilkan padi 6 ton, tetapi sekarang hanya mampu 5,5 ton gabah. Otomatis mengurangi hasil panen dan berdampak kepada kelangkaan gabah,” ujarnya.

Menurut Sandi, kenaikan harga gabah di pasaran seharusnya mencerminkan kondisi yang menguntungkan bagi para petani. Namun, pemerintah perlu memastikan, konsumen juga dapat memperoleh beras dengan harga yang terjangkau dan berkualitas.

“Pemerintah harus hadir di tengah-tengah, petani mendapatkan harga bagus kemudian di konsumen juga masyarakat dapat memperoleh beras dengan harga yang terjangkau dengan kualitas yang baik,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga di beberapa komoditas pangan mulai dari beras hingga cabai pada minggu kedua Juni 2025.

“Beras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras termasuk komoditas yang harga jualnya meningkat di lebih banyak daerah dibanding pekan lalu,” ujar Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah melalui kanal YouTube Kemendagri, Senin (16/6/2025).

Pudji merinci secara nasional rata-rata harga beras di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi), pada minggu kedua Juni 2025 menjadi Rp 14.900/kg, naik 0,89% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 14.151/kg.

Hal serupa juga terjadi pada rata-rata harga beras di zona 2 (Aceh, Sumatera bagian tengah dan timur, NTT, Kalimantan) pada minggu kedua juni 2025 menjadi Rp 15.400/kg yang naik 0,31% jika dibandingkan dengan Mei 2025 sebesar Rp 15.266/kg.

Sementara, harga beras pada zona 3 (wilayah Maluku dan Papua) juga mengalami kenaikan 0,29% pada Minggu kedua Juni 2025 menjadi Rp 19.695/kg dari sebelumnya Rp 15.800/kg pada Mei 2025.***

Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.

Tags: BerasCirebonHarga BerasPetaniPetani Cirebon

Vicky Sugiarto

Berita Terkait

Cirebon

Banyak Sarpras Sekolah di Kota Cirebon Tidak Memenuhi Standar

by Muhammad Surya
Jumat, 5 Desember 2025
Cirebon

Dorong Penguatan Peran PPID, Pemkab Cirebon Target Pertahankan Predikat Kabupaten Informatif

by Islahuddin
Jumat, 5 Desember 2025
Berita Utama

Empat RW di Kota Cirebon Tergenang Banjir Rob

by Muhammad Surya
Jumat, 5 Desember 2025
Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest

6 Cara Mengatasi Komputer No Signal, Gampang Banget

Selasa, 17 Januari 2023

Tembuluk Biji Kelapa Muda Ternyata Bisa Turunkan Kadar Gula, Obat Kencing Manis atau Diabetes

Jumat, 5 Mei 2023

Tempat Beli Durian di Majalengka, Panduan Lengkap, Lokasi, Harga, dan Varietas Unggulan

Sabtu, 28 Desember 2024

Miraclein, Februari 2023 Penuh Keajaiban, Terjadi Setiap 823 Tahun, Beruntung Kita Mengalaminya

Selasa, 24 Januari 2023

Forum OSIS Jabar Gelar FOJB X Reduction

Banjir di Cirebon, Pebedilan, Pangenan, dan Gebang Tergenang, 1.300 Warga Desa Melakasari Mengungsi

LINK TAYANGAN ULANG Preman Pensiun 7 Episode 43, Agus dan Yayat Intai Penghianat, HP Ajun Dijambret Oo

Dijerat Dugaan Kasus Pajak, Jubir Paslon AMIN Ditangkap Kejaksaan

Banyak Sarpras Sekolah di Kota Cirebon Tidak Memenuhi Standar

Jumat, 5 Desember 2025

Dorong Penguatan Peran PPID, Pemkab Cirebon Target Pertahankan Predikat Kabupaten Informatif

Jumat, 5 Desember 2025

Empat RW di Kota Cirebon Tergenang Banjir Rob

Jumat, 5 Desember 2025

Arus Kendaraan Nataru Diprediksi Melonjak 7 persen

Jumat, 5 Desember 2025
Currently Playing

USAHA JUALAN ANEKA BUBUR, OZET PER HARI TEMBUS RP.3 JUTA

USAHA JUALAN ANEKA BUBUR, OZET PER HARI TEMBUS RP.3 JUTA

00:03:19

MENGINTIP PRODUKSI BOTOK ROTI, LARIS MANIS SAAT RAMADAN, OMZET HITUNG SENDIRI...!!

00:09:53

TUKAR SAMPAH JADI EMAS DI BANK SAMPAH DEWI SRI CIREBON

00:12:45

PELUANG USAHA, BUKA TOKO BAKO TINGWEK, MODAL AWAL 700 RIBU, BISA BELI RUMAH 700 JUTA DAN UMROH

00:14:51

Tanam Mangrove untuk Cegah Abrasi, Penghasilan Meningkat hingga Rp.1 Milar dan Jadi Desa Wisata

00:08:44

HASILKAN PUNDI-PUNDI RUPIAH, NIAT AWAL LESTARIKAN BUDAYA CIREBON

00:07:00

AWALNYA COBA-COBA, KINI SUKSES TANAM SORGUM 2 HEKTAR DI LAHAN KURANG PRODUKTIF

00:08:51

Ikuti kami

Kategori

  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik

Jaringan

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tems of Service
  • Privacy Policy
  • Info Iklan
  • Kontak

© 2024 Suara Cirebon - Berita Cirebon terkini hari ini.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik

© 2024 Suara Cirebon - Berita Cirebon terkini hari ini.

Exit mobile version