SUARA CIREBON – Restoran seafood apung di Pantai Baro Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, merupakan simbol pembangunan daerah yang berpijak pada kekuatan lokal.
Restoran seafood apung ini merupakan inisiasi baru pengembangan potensi wisata bahari yang memadukan pola pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wisata berbasis potensi wilayah.
Kepala Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Dangi, mengatakan, Pantai Baro di Desa Gebangmekar dipilih menjadi tempat untuk melakukan uji coba wisata bahari restoran seafood apung karena memiliki potensi perikanan dan laut yang sangat besar.
“Ini tidak sekadar wisata, sehingga dibuatlah restoran seafood apung,” ujar Dangi, Senin, 23 Juni 2025.
Menurut Dangi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon ingin menunjukkan bahwa wisata bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang masyarakat yang menjadi bagian penting dari pengalaman wisata itu sendiri.
Dengan mengusung konsep wisata bahari yang memadukan pesona alam dan cita rasa laut, kata dia, restoran seafood apung ini menawarkan pengalaman unik menyantap kuliner laut khas Gebang langsung di atas kapal nelayan. Tentunya, sambil menikmati panorama matahari tenggelam (sunset) yang indah dan romantis.
“Konsep ‘sunset to dinner’ dengan tema ‘Seafood Dinner on The Baro Beach’ ini dirancang untuk memikat wisatawan dari sore hari pukul 15.00 hingga malam pukul 21.00 WIB,” kata Dangi.
Dangi mengungkapkan, restoran seafood apung ini bukan sekadar tempat makan, tapi merupakan tonggak awal pembangunan kawasan wisata bahari terpadu. Konsep tersebut memberikan peluang tambahan bagi nelayan, dari sewa perahu hingga menjual hasil laut dalam bentuk olahan kuliner khas Gebang yang bernilai ekonomi tinggi.
Menurutnya, restoran seafood apung ini diharapkan menjadi cikal bakal pengembangan olahan kuliner berbahan dasar hasil laut di Desa Gebang yang akan memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Gebang Mekar.
“Ke depan, potensi lain pun diharapkan ikut bangkit, homestay warga, produk lokal, hingga aktivitas seni dan budaya bisa ikut tumbuh seiring geliat wisata,” tuturnya.
Uji coba restoran seafood ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, seperti Disbudpar, BKAD, DKPP, Diskominfo, Pemerintah Desa Gebangmekar dan masyarakat.
Kolaborasi yang terbangun ini menunjukkan bahwa konsep wisata yang berkelanjutan harus melibatkan banyak pihak, dari hulu ke hilir. Tak hanya soal atraksi wisata, tetapi juga mencakup penataan kawasan, perbaikan infrastruktur, pengelolaan sampah, promosi digital, hingga edukasi warga.
Ia berharap, wisata bahari restoran seafood apung ini juga menjadi bagian dari penataan kawasan pesisir Gebang, khususnya Desa Gebangmekar. Ia mengatakan, Pemkab Cirebon akan melakukan perbaikan infrastruktur jalan akses masuk ke tempat wisata, penerangan umum, dan menata ulang lingkungan.
Dangi menyebut, Gebang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari berbasis resto dan komoditas hasil laut.
“Suasana perjalanan wisata bahari Pantai Baro dengan konsep restoran di perahu atau resto apung ternyata keren banget. Pantainya juga bersih, tinggal kita benahi permukiman sebagai pintu akses ke perahu agar lebih nyaman,” paparnya.
Terkait hal itu, Kuwu Desa Gebangmekar, Nurdianto, mengatakan, restoran seafood apung di Pantai Baro menjadi bukti bahwa terobosan ekonomi bisa lahir dari potensi lokal berbasis pemberdayaan masyarakat yang menghidupkan kembali harapan, dan menggerakkan ekonomi kerakyatan dengan cara yang berkelanjutan.
Untuk pengembangan wisata tersebut, perlu dilakukan perbaikan akses jalan menuju perahu. Sehingga bisa menarik para wisatawan.
“Harapan kami, sungai sesegera mungkin untuk dinormalisasi, karena itu penyebab utama rob ke permukiman,” kata Nurdianto.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.