SUARA CIREBON – Harga beras di pasaran terus berfluktuatif, namun secara umum masih tergolong tinggi. Di sejumlah pasar tradisonal Kota Cirebon, beras medium dalam sepekan terakhir berada di rentang harga Rp13.500 hingga Rp14.200 per kilogram (kg)-nya. Sementara beras premium dijual di rentang harga Rp14.750 hingga Rp15.500 per kg.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon, Tawidi mengatakan, harga beras saat ini masih di atas harga eceran tertinggi.
“Kalau berdasarkan data per Senin, untuk harga beras kualitas medium antara Rp13.000-14.000, untuk kualitas premium ada yang di atas Rp15.000,” kata Tawidi, Senin, 11 Agustus 2025.
Menurut Tawidi, tingginya harga beras dikarenakan sejumlah factor, salah satunya harga eceran gabah yang dibeli oleh Bulog.
“Karena saat ini harga gabah yang dibeli oleh Bulog yaitu Rp6.500 per kilogram, kalau dahulu paling tinggi Rp5.000. Kalau harga gabahnya tinggi otomatis harga berasnya juga tinggi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, harga beras tinggi juga dikarenakan faktor penyaluran beras pemerintah baik beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras cadangan pemerintah.
“Bantuan beras SPHP dan juga bantuan cadangan beras baru dibuka kerannya, bantuan pangan saja di Kota Cirebon baru 96 persen yang tersalurkan,” jelasnya.
Sementara, lanjut Tawidi, penyaluran beras SPHP belum mencakup seluruh pasar dan retail.
“Sesuai dengan keputusan Badan Pangan yang baru yaitu nomor 215 tahun 2025 yang awalnya beras SPHP hanya disediakan untuk mitra Bulog saja, akan tetapi sekarang toko maupun retail modern atau swalayan bisa menyediakan beras SPHP,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon Ramaijon Purba mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan pangan untuk alokasi Juni dan Juli.
“Untuk wilayah Cirebon sendiri sudah selesai per tanggal 31 Juli 2025 lalu, itu kuantumnya hampir 10 ribu ton, kita juga sudah melaksanakan program SPHP,” kata Ramaijon Purba.
Menurutnya, penyaluran dilakukan melalui beragam saluran, fi antaranya melalui toko retail, toko-toko beras di pasar, dan Koperasi Desa Merah Putih. Penyaluran beras SPHP juga dilakukan melalui gerakan pangan murah (GPM) yang dilakukan pemerintah daerah, melalui koperasi yang dimiliki kementerian maupun lembaga TNI dan Polri, serta Rumah Pangan Bulog.
“Untuk beras SPHP ada 180 ton, mulai dari pertengahan Juli, dan tergantung permintaan dari pasar, kalau dari segi stok kita siap,” lanjutnya.
Ramaijon mengaku bingung dengan lonjakan harga beras yang saat ini terjadi, dikarenakan stok beras di gudang Bulog masih berlimpah.
“Nah itu saya juga bingung, stok di Bulog ada, panen sudah, bahkan kita sudah menyerap beras sampai bulan Juli sebanyak 133.624 ton setara beras, itu terdiri dari penyerapan gabah kering panen, dan berasnya, artinya tinggi, stok kita juga hari ini sebanyak 175 ribu ton,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.