SUARA CIREBON – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Temu Inklusi Nasional ke-6 di Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Durajaya, Kecamatan Greged.
Acara yang dihadiri 590 peserta dari 24 provinsi se-Indonesia tersebut, dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum didampingi Bupati Cirebon, H Imron, Selasa, 2 September 2025.
Temu Inklusi Nasional ke-6 ini mengusung tema, “Komitmen, Sinergi, Aksi dan Inovasi Kebhinnekaan untuk Indonesia Emas 2045”.
“Temu Inklusi ini menjadi wadah strategis bagi para pemangku kepentingan, baik organisasi masyarakat sipil, komunitas difabel, pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berbagi pengalaman, membangun sinergi, serta merumuskan solusi dan rekomendasi untuk tantangan inklusi di Indonesia,” kata Woro Srihastuti Sulistyaningrum, dalam sambutannya.
Woro menekankan pentingnya aksi nyata dalam menutup kesenjangan yang masih signifikan pada para difabel. Ia menyebut, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, karena 13 persen difabel dengan kategori sedang dan berat belum menuntaskan pendidikan dasar. Selain itu, tingkat partisipasi kerja difabel baru mencapai 23,9 persen, dengan tingkat pengangguran hingga 77 persen.
“Ini merupakan tantangan struktural yang harus dijawab melalui sinergi, peningkatan kesadaran publik, penguatan sumber daya manusia, dan akses teknologi,” ujar Woro
Menurutnya, investasi pada kelompok masyarakat yang terpinggirkan bukan hanya bentuk keadilan sosial, tetapi juga peluang pembangunan yang menguntungkan. “Sinergi menjadi kunci untuk membuktikan apa yang tertulis dalam teks menjadi kenyataan,” tukasnya.
Menurutnya, investasi pada kelompok masyarakat yang terpinggirkan bukan hanya bentuk keadilan sosial, tetapi juga peluang pembangunan yang menguntungkan.
“Sinergi menjadi kunci untuk membuktikan apa yang tertulis dalam teks menjadi kenyataan,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Cirebon, H Imron mengatakan, pemerintah daerah tengah menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) sebagai pedoman pembangunan inklusif yang mencakup sektor pendidikan, pemberdayaan ekonomi, hingga layanan sosial.
Sejak Januari lalu, lanjut Imron, Kabupaten Cirebon juga telah melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Inklusi dengan melibatkan masyarakat difabel secara aktif. Hasil musyawarah ini menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan tahun berikutnya.
“Kita di Kabupaten Cirebon ini memiliki 4.342 warga difabel dengan ragam kebutuhan yang beragam,” ujar Imron.
Sementara itu, Direktur Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia sekaligus Penanggung Jawab Temu Inklusi Nasional ke-6, M Joni Yulianto, menyampaikan, penyelenggaraan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi erat antara berbagai pemangku kepentingan.
Selain memperlihatkan daya tarik kebudayaan lokal, Kabupaten Cirebon juga menghadirkan praktik baik dalam pengarusutamaan isu difabel yang bisa direplikasi di daerah lain.
Joni menegaskan, Temu Inklusi adalah ruang strategis untuk berbagi praktik baik, gagasan, dan ide-ide inovatif dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif.
“Temu Inklusi menjadi ruang saling berbagi untuk membangun Indonesia yang lebih inklusi,” ujarnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, para peserta yang mendaftar dan sampai di lokasi akan tingal bersama masyarakat di rumah-rumah warga desa Durajaya selama kegiatan berlangsung. Momen itu menjadi kampanye dan menghasilkan nilai-nilai baik yang selama ini belum diketahui oleh masyarakat nondifabel.
“Masyarakat bisa tahu bagaimana difabel beraktivitas, teman-teman difabel juga bisa menunjukkan kemandirian mereka,” kata Joni.
Salah seorang difabel Tuli asal Makassar, Khusnul Khatimah, turut memberikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Temu Inklusi. Ia mengatakan, kegiatan ini menjadi event paling berkesan selama mengikuti event organisasi difabel lainnya.
Pada Temu Inklusi ini, selain bertemu dengan difabel Tuli lainnya, dia mengaku banyak belajar selama berinteraksi bersama masyarakat di Desa Durajaya.
“Ini even penting untuk difabel, organisasi difabel dan pemerintah. Di sini kita belajar bersama tentang bagaimana memenuhi hak difabel,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.