SUARA CIREBON – Krisis air bersih di sebagian wilayah Kabupaten Cirebon bakal berkurang. Tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon akan membuatkan sumur artesis atau sumur dalam, terutama di daerah rawan kekeringan saat kemarau panjang melanda.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda pada BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda, mengatakan, sumur dalam tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI untuk penanggulangan bencana kekeringan di Kabupaten Cirebon.
Pemberian bantuan oleh BNPB ini dilakukan melalui proses pengajuan sebelumnya. Di mana, pengajuan yang dilakukan BPBD ini langsung direspon oleh BNPB.
“Sumur artesis ini merupakan upaya mitigasi kekeringan 2025 menuju 2026,” ujar Juwanda, Rabu, 3 September 2025.
Menurut Juwanda, bantuan sumur artesis yang diterima BPBD akan ditempatkan di lima titik sesuai kriteria dengan memprioritaskan desa-desa yang membutuhkan air bersih saat musim kemarau.
“Untuk penanggulangan kekeringan ke depan, BPBD mendapat bantuan untuk lima titik sumur dalam dari BNPB,” kata Juwanda.
Kendati memprioritaskan desa rawan krisis air bersih, penempatan sumur dalam akan disesuaikan dengan karakteristik sumur serta kondisi lingkungan dan status tanah. Karakteristik sumur dalam sendiri harus di kedalaman 100 meter lebih.
Penentuan sejumlah titik pengeboran sumur dalam ini dilakukan melalui proses survey terlebih dahulu. Survey tersebut untuk mengetahui keberadaan sumber air sebelum dilakukan survey geolistrik.
Menurut Juwanda, survey kedalaman air dilakukan dengan memprioritaskan desa-desa yang rawan kekeringan dari wilayah timur sampai barat Kabupaten Cirebon.
“Agar tidak kehilangan jatah bantuan sumur artesis untuk lima titik itu, survey kami kebut. Dan setelah dilakukan survey geolistrik, ada lima desa yang bagus untuk pembuatan sumur artesis,” kata Juwanda.
Ia menjelaskan, lima titik yang bagus untuk sumur artesis itu adalah Desa Cupang, Desa Walahar Kecamatan Gempol. Sementara di wilayah timur, ada di Desa Greged, Desa Kamarang, Kecamatan Greged dan Desa Beber, Kecamatan Beber.
“Kalau di Desa Kreyo, Desa Slangit, Kecamatan Klangenan dan Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, tidak didapatkan. Air hanya di kedalaman 10 meter, itu enggak bisa untuk sumur artesis,” paparnya.
Juwanda memastikan, pengerjaan sumur dalam ini akan dilakukan tahun 2025 ini. Setelah sumur beroperasi, pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah desa setempat.
Namun ia menegaskan, air dari sumur artesis itu tidak boleh diperjualbelikan.
“Jadi, tidak diperjualbelikan. Nanti ada pengelolanya,” terangnya.
Ia berharap, bantuan sumur artesis bisa berlanjut di masa mendatang guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang terdampak kekeringan di wilayah lainnya.
“Harapannya kita bisa dapat bantuan lima sumur artesis lagi,” harapnya.
Untuk diketahui, wilayah Kabupaten Cirebon merupakan daerah yang kerap terdampak kekeringan. Jika musim kemarau panjang, sebanyak 60 persen wilayah Kabupaten Cirebon terdampak kekeringan. Wilayah yang terdampak kekeringan ini berada di 192 desa di 26 kecamatan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.