SUARA CIREBON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat jumlah kasus filariasis atau penyakit kaki gajah hingga tahun 2025 ini hanya menyisakan 6 kasus. Jumlah kasus tersebut terdeteksi sejak tahun 2014 dan tersebar di beberapa kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni, menyampaikan, enam kasus filariasis ini termasuk yang dialami oleh warga Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, Misri (34).
“Kasus filariasis sejak 2014 ada 6, terakhir adalah Ibu Misri,” ujar Eni Suhaeni, Selasa, 30 September 2025.
Eni meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan penyakit filariasis ini, karena pemeriksaan laboratorium mendapati filariasis yang diderita Misri hasilnya negatif. Saat ini, Misri sedang menjalani penanganan lebih lanjut di Rumah Sakit Welas Asih, Bandung.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak banyak menggantung pakaian di dalam rumah, karena akan menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
“Masyarakat harus menerapkan PHBS, karena filariasis itu dari gigitan nyamuk. Jangan banyak pakaian-pakaian yang digantung karena akan menjadi tempat bersarangnya nyamuk,” tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan, Edi Susanto, menjelaskan, kasus filariasis sejak tahun 2000 jumlahnya mencapai 17 kasus. Angka tersebut terus menurun menjadi 6 kasus di 2025 ini. Menurut Edi Susanto, penurunan kasus kaki gajah ini terjadi karena penderita meninggal dunia dan pindah kependudukan.
“Menurun karena meninggal atau pindah, di tahun 2025 ini sisa 6 kasus,” kata Edi.
Edi menjelaskan, enam kasus ini tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Losari sebanyak 2 kasus, Sedong 1 kasus, Plumbon 1 kasus, Arjawinangun 1 kasus, dan Kecamatan Depok 1 kasus.
Seperti diketahui, pasien penderita penyakit filariasis kaki gajah asal Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Misri (34) mendapat perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun selama tiga hari, pasien tersebut langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Welas Asih, Kabupaten Bandung.
Kepala Bidang Pelayanan Medis pada RSUD Arjawinangun, dr Hermansyah, mengatakan, kabar adanya warga Kabupaten Cirebon menderita penyakit kaki gajah yang sedang menjalani perawatan di RSUD Arjawinangun sudah didengar oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Perhatian Gubernur ini terlihat dari atensi salah satu dinas dan dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menelepon langsung Direktur RSUD Arjawinangun, dr H Bambang Sumardi sebelum pasien dirujuk ke RSUD Welas Asih, Kabupaten Bandung.
“Itu kan sudah sampai ke Pak Gubernur. Makanya dinas provinsi dan dinas kesehatan langsung telepon Pak Direktur (RSUD Arjawinangun, red),” ujar Hermansyah, Minggu, 28 September 2025.
Menurut Hermansyah, hasil observasi yang dilakukan pihak RSUD Arjawinangun, kondisi pasien secara umum dalam kondisi baik. Pihaknya sempat menambah protein untuk pasien melalui infus albumin.
Ia menjelaskan, pasien tersebut telah dirujuk ke RSUD Welas Asih, Kabupaten Bandung pada Jumat, 26 September 2025 kemarin. Nantinya, pasien akan menjalani penanganan lanjutan dari dokter bedah vaskuler yang ada di RSUD Welas Asih.
“Kami kan tidak ada dokter spesialis bedah vaskuler, adanya di Bandung. Makanya dirujuk ke Bandung. Mungkin nanti di sana di operasi,” kata Hermansyah.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.