SUMBER, SC- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-73 dan Hari Guru Nasional (HGN) tingkat Kabupaten Cirebon digelar di gedung PGRI Sumber, Kamis (29/11/2018). Pengurus PGRI Kabupaten Cirebon memanfaatkan momen tersebut untuk mengetuk perhatian Pemkab Cirebon atas nasib para tenaga honorer pendidik dan kependidikan yang sampai saat ini masih luput dari perhatian.
Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Edin Suhaendi merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Ibarat keluarga, dirinya selaku orang tua merasa prihatin, karena sampai saat ini anak-anak mereka masih belum mendapat perhatian dari Pemkab Cirebon.
Melalui momen tersebut, harusnya Pemkab Cirebon menjadikannya sebagai momen untuk memberi kado istimewa kepada para guru honorer. “Memberi kado istimewa, paling tidak beri harapan bahwa ke depan (guru honorer) akan sejahtera karena mau dicalon PNS kan,” papar Edin.
Menurut Edin, saat ini guru honorer yang diperbantukan di daerah-daerah terpencil masih berjumlah 42 orang. Sedangkan golongan K2 dan non K2 yang belum terangkat PNS berjumlah 6.677. Jumlah tersebut merupakan tanggung jawabnya untuk dientaskan.
Minimal, sambung dia, Pemkab Cirebon mengangkat mereka sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). “P3K itu gajinya sama dengan PNS, cuma tidak dapat tunjangan seperti PNS,” ungkapnya.
Ketua PGRI juga berharap agar pada tahun 2019 mendatang honorarium dianggarkan dari APBD. “Kami terus mengawal untuk peningkatan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Pj Bupati Cirebon, Dr Ir Dicky Saromi mengapresiasi keberadaan PGRI Kabupaten Cirebon. Dicky menilai PGRI Kabupaten Cirebon cukup kompak dan hidup dibandingkan dengan daerah lain.
“Luar biasa, PGRI Kabupaten Cirebon sangat kompak dibanding daerah lain. PGRI Cirebon sangat hidup,” kata Dicky.
Sejalan dengan apa yang akan mereka lakukan dilingkup guru, Dicky berharap agar para guru terus meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar dan terus berkiprah didunia pendidikan. “Kami pemerintah akan mengikuti dengan memperhatikan status dan kesejahteraannya. Bila dua hal itu berjalan seiring, maka itu akan dahsyat dan guru lebih maju di Kabupaten Cirebon,” tandasnya.
Selain itu, Dicky juga berharap agar guru terus berupaya menyesuaikan kemampuannya. Sehingga sistem pendidikan juga menyesuaikan dengan lingkungan yang dihadapi saat ini, termasuk metode atau cara belajar mengajar yang dibutuhkan. (Islah)