WALED, SC- Upaya petani di Desa Cisaat Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon untuk mengairi areal pesawahan tak kunjung membuahkan hasil. Saat ini, tidak kurang dari 20 hektare lahan di desa tersebut mengalami kekeringan dan terancam gagal panen.
Padahal, tanaman padi di lokasi tersebut sudah berumur 60 hari dan mulai mekar atau berbulir. Kepala Desa Cisaat Toto mengatakan, jika lahan pesawahan itu tidak segera teraliri air, maka 20 hektare tanaman padi di lokasi tersebut dipastikan gagal panen.
Dropping air bersih di awal musim kemarau ini, areal pesawahan yang lokasinya berada di atas saluran irigasi membuat petani kewalahan dalam mengairi lahan sawah mereka. “Sudah hampir sebulan lebih tidak teraliri air. Para petani terus mengeluh karena takut mengalami gagal panen. Mereka juga sudah mengeluarkan banyak biaya untuk mengagarap sawahnya, sekarang di saat padinya sudah mulai berbuah sawahnya malah kekeringan,” ujarnya kepada Suara Cirebon Selasa (2/7).
Kuwu Toto memaparkan, untuk mengantisipasi persoalan tersebut, Pemdes Cisaat bersama pengurus Gapoktan sudah berupaya melakukan penyedotan air menggunakan mesin pompa dari saluran irigasi. Akan tetapi airnya sudah tidak ada dan kering kerontang.
Namun, upaya yang telah dilakukan sejak Senin (1/7) itu, hingga kemarin tak kunjung membuahkan hasil. “Sejauh ini air masih susah naik, tapi justru beberapa kali dicoba, selang airnya malah pecah dan harus diganti berulang kali. Kami akan terus mencoba sampai berhasil,” tuturnya.
Karman memambahkan, hingga Rabu (3/7), sawah tak kunjung teraliri air, pihak Pemdes Cisaat Kecamatan Waled akan meminta bantuan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon agar persawahan petani bisa selamat dan panen. “Mudah-mudahan dari dinas terkait ada solusi lain sehingga areal pesawahan milik petani di desa kami jadi tidak mubazir. Karena, kalau tak juga teraliri air, kemungkinan besarnya tanaman padi yang sudah mulai berbuah ini tidak akan bisa dipanen,” tuturnya. (Dedi Sumantri)