Pendaftar Menurun, Minta PPDB Tahun Depan Pemerintah Batasi Rombel Sekolah Negeri
KALIWEDI, SC- Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi tahun 2019 yang diterapkan pemerintah bagi SMPN , tidak berpengaruh bagi perolehan siswa baru di SMP swasta. Siswa yang tidak lolos masuk SMPN ternyata tidak menjatuhkan pilihannya ke SMP swasta.
Hal itu dialami SMP Terpadu Patih Semi, Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon. Hingga selasa (9/7), siswa yang mendaftar ke SMP tersebut sebanyak 33 orang. Mereka semuanya sudah mendaftar sejak awal dibuka pendaftaran.
Ketua Yayasan Pendidikan Islam Patih Semi yang menaungi SMP tersebut, Drs Safrudin mengatakan, jumlah siswa yang mendaftar mengalami penurunan jika dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun kemarin kami mendapat 36 siswa, nah kalau tahun ini cuma dapat 33 siswa,” ujar Safrudin diamini panitia PPDB, Nanang WW.
Menurut Safrudin, jumlah tersebut bukan limpahan siswa yang tidak lolos di SMP Negeri. Siswa yang mendaftar di SMP Patih Semi merupakan hasil kerja keras pihak sekolah dalam menjaring calon siswa.
Dijelaskan, kerja keras dimaksud yaitu dengan cara dor to dor mengajak calon siswa. Selain itu, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan banyak pihak Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kaliwedi dan sekitarnya.
Bahkan, sebelum pelaksanan Ujian Nasional (UN) pihaknya juga sudah mencuri start dengan melakukan sosialisasi penerimaan siswa baru. “Sebelum UN Kami sudah sosialisasi. Kalau pendaftarannya kami sudah buka setelah selesai UN. Dan pendaftarannya akan terus dibuka sampai ditutupnya Dapodik,” kata Safrudin.
Cara menjaring calon siswa seperti itu sudah dilakukan sejak awal berdirinya SMP, yakni sejak 4 tahun lalu. Disinggung soal penurunan jumlah calon siswa, Safrudin menjelaskan, hal itu terjadi karena sejumlah SMP Negeri di wilayah tersebut menambah jumlah rombel.
“SMP swasta kurang peluangnya karena SMP Negeri menambah jumlah rombel. Out put lulusan (SD) sedikit tapi penerimaannya ditambah. Jadi bukan kurang, tapi karena ada penambahan rombel di SMP Negeri,” paparnya.
Meskipun tergolong SMP swasta baru, tapi penurunan jumlah calon siswa tidak begitu drastis. Kelebihan yang dimiliki SMP Patih Semi diyakini menjadi salahsatu daya tarik orang tua dan calon siswa.
“Kami bukan hanya membantu pemerintah, tapi kami juga membantu masyarakat. Karena setiap siswa yang masuk ke sini kami beri empat stel pakaian sekolah. Kami juga membantu memberi kelengkapan kebutuhan sekolah siswa dan membebaskan siswa dari biaya SPP sampai uang gedung,” tuturnya seraya menambahkan, kegiatan yang ditengarai menjadi daya tarik siswa di sekolah tersebut adalah marching band dan Seni Angklung yang sudah kerap pentas di berbagai acara.
Sementara itu, hal yang sama juga terjadi di SMP PUI Gegesik. Pada PPDB tahun ini pihak SMP merasa kehilangan calon siswa. Karena penurunan jumlah siswa yang mendaftar tahun ini turun cukup drastis.
Pada tahun sebelumnya, SMP yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu itu mendapat 94 siswa baru. Sedangkan tahun ini, baru ada 30 calon siswa yang mendaftar.
“Tahun ini Kami kehilangan murid, sekarang sampai hari ini (kemarin) baru dapat 30 siswa. Untuk dapat dua rombel itu sulit. Padahal target Kami tiga rombel. Kalau tahun kemarin masih bagus, dapat 94 murid atau dapat 3 kelas,” ujar panitia PPDB SMP PUI, Darpadi ST.
Penurunan jumlah siswa itu terjadi, kata Darpadi, karena ruang geraknya dipersempit oleh sistem zonasi akibat bertambahnya jumlah SMP Negeri di wilayah Gegesik. “Di sini Gegesik kan ada SMP Negeri 3, SMP itu jumlah rombelnya juga bertambah jadi 9 rombel. Kemudian Kita dipersempit lagi oleh zonasi,” terang Darpadi.
Kendati demikian, imbuh Darpadi, sistem zonasi ini ada sisi baiknya juga. Karena dengan sistem ini pihaknya terpacu untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui daya tarik di mata orang tua siswa.
“Dengan sistem zonasi ini kami berharap kepada pemerintah agar ada pembatasan jumlah rombel (SMP Negeri) dan ada pemetaan kebutuhan siswa (SMP Negeri),” ungkapnya. (Islah)