PESERTA Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) VII angkatan XVI Satkorcab Banser Kabupaten Cirebon yang digelar Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Arjawinangun Jumat-Minggu (26-28/7) tidak hanya diikuti oleh anggota Banser laki-laki. Tapi, kegiatan tersebut juga banyak diikuti oleh anggota Banser perempuan.
Salahsatunya adalah Romsiyah asal Desa Astanajapura, Satkoryon Kecamatan Astanajapura. Jabatan yang diembannya saat ini di Satkoryon Astanajapura adalah Provos Detasemen Wanita Banser (Denwatser).
Kepada Suara Cirebon, mahasiswi IAIN semester 1 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) itu mengaku baru pertama kali mengikuti Diklatsar. Ia juga mengaku hal yang melatarbelakangi dirinya menjadi anggota Banser adalah karena ingin berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama (NU) dan kiai.
Romi, demikian sapaan akrab Romsiyah, bergabung menjadi anggota Banser karena termotivasi oleh pesan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. “Karena saya teringat pesan KH Hasyim Asy’ari. Katanya, barang siapa yang mengurusi NU, maka akan diakui sebagai santrinya dan akan didoakan beserta keluarganya meninggal husnul khotimah,” papar wanita kelahiran 17 Desember 2001 itu.
Bersama rekan Satkoryon lainnya, dengan semangat tinggi Romi mengikuti seluruh tahapan Diklatsar tersebut. Meskipun baru pertama kali ia mengikuti Diklatsar, namun mahasiswi yang hobi renang itu meyakini pencerahan yang didapat selama Diklatsar akan menjadi bekal dan pengalaman yang berharga.
Diklatsar VII Angkatan XVI Satkorcab Banser Kabupaten Cirebon sendiri secara resmi dibuka oleh Kadensus 99 Banser, H Muhammad Nuruzzaman dan diikuti oleh 200 kader dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Cirebon. Kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong kaum muda NU untuk mengwal dan menghormati ulama dan kiai NU serta ambil bagian daalam menjaga keutuhan NKRI. (Islah)