CIREBON, SC- Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar kegiatan Pelantikan Wisuda dan Diploma XXIII dalam Sidang Senat Terbuka yang dilaksanakan di Convention Hall kampus setempat Jalan Fatahillah, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu (26/10/2019).
Dalam kegiatan ini ada 625 mahasiswa yang diwisuda, terdiri dari Prodi S1 Akuntansi 69, S1 Manajemen 72, S1 Teknik Informatika 24, S1 Ilmu Pemerintahan 21, S1 Ilmu Komunikasi 23, S1 PGSD 285, S1 PG-PAUD 27, S1 Teknik Industri 30, S1 Ilmu Keperawatan 29, S1 Pendidikan Matematika 9, S1 Pendidikan Kimia 8, S1 Pendidikan Bahasa Inggris 5, D3 Hubungan Masyarakat 10, dan Profesi Ners 13 mahasiswa.
Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon, Prof Dr Khaerul Wahidin MAg mengatakan, wisuda merupakan puncak tangga para mahasiswa dalam perjalanan studinya. Perjalanan tersebut dimulai saat kegiatan ta’aruf ketika mereka menjadi mahasiswa baru, kemudian mengikuti masa perkuliahan 3 sampai 4 tahun yang kemudian diakhiri dengan wisuda.
“Perjalanan studi mahasiswa ini dimulai dari ta’aruf dan puncaknya itu adalah wisuda. Jadi ketika ta’aruf kemarin kita mengenalkan sistem akademik budaya akademik dan kompetensi akademik yang harus mereka tempuh selama kira-kira tiga setengah tahun sampe empat tahun,” kata Khaerul usai prosesi wisuda tersebut.
Menurut dia, iklim berkompetisi dalam pekerjaan di dunia ini telah mengalami pergesaran. Untuk itu, di era industri 4.0 ini para mahasiswa dituntut mempunyai kompetensi agar dapat bersaing ketika mereka terjun langsung di masyarakat maupun dunia kerja. Pasalnya, kata Khaerul, untuk bisa bersaing di era ini, baik yang bekerja ataupun berwirausaha tidak bisa hanya mengandalkan selembar ijazah, tapi mereka juga harus mempunyai kompetensi di bidang yang akan mereka geluti.
“Rezim sekarang itu ada sebuah pergeseran yang kuat dari rezim kualifikasi kepada rezim kompetensi. Jadi kalau dulu, orang itu kan hanya mengandalkan dan bertumpu pada selembar kertas. Tapi di zaman milenial ini keahlian. Jadi sekarang itu tidak para sarjana tidak bisa bertumpu atau mengandalkan hanya pada selembar ijazah. Masyarakat sekarang atau masyarakat millenial itu pertanyaannya bukan ijazahnya, apa kualifikasinya, tetapi keterampilan kamu apa,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Khaerul, para lulusan UMC ketika mereka mengikuti masa perkuliahan telah dibekali berbagai keahlian, terutama di bidang wirausaha, pengembangan, ekonomi kreatif, dan teknologi inovatif. Kerana kunci keberhasilan saat ini adalah seberapa kreatif untuk membaca peluang dan memenuhi keinginan industri.
“Kuncinya adalah mereka dituntut kreatif. Nah kalau dia sudah mampu aktivitasnya dalam mengembangkan ke ekonomi kreatif tadi kemudian inovatif teknologi, Insya Allah mereka mampu bersaing. Nah, para lulusan UMC ini sejak mereka mahasiswa sebetulnya kita latih mereka. Bahkan sejak semester awal mahasiswa kami telah dilatih. Sehingga kami yakin lulusan UMC mampu bersaing dan menjawab tantangan era industri 4.0 ini,” pungkasnya. (Arif)