LEMAHABANG, SC- Sebagaian masyarakat semakin merasakan kesulitan untuk memperoleh air bersih akibat kemarau yang berkepanjangan. Hal tersebut dirasakan masyarakat sekitar Sindang Pancuran, Desa Sindang Laut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.
Sindang Pancuran merupakan salah satu situs yang kerap dikunjungi berbagai lapisan masyarakat. Sayangnya saat ini, dua mata air yang kerap dimanfaatkan oleh warga sekitar maupun dari luar daerah yang mengharap barokahnya, tidak lagi mengalir seperti biasanya akibat kemarau.
Hal ini disampaikan salah seorang warga sekitar Sindang Pancuran, Dodi, saat berbincang dengan Suara Cirebon, Senin (4/11). “Di Sindang Pancuran ini ada dua sumber mata air, yang pertama adalah Sumur Cimalayan dan yang kedua adalah Sumur Kadijayan. Kedua sumur tersebut saat ini kekeringan. Bahkan untuk Sumur Kadijayan kekeringan dan tidak mengeluatkan air sudah sejak empat bulan lalu,” ungkap Dodi.
Sementara untuk sumur Cimalayan, kurang lebih kekeringannya sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Lebih lanjut Dudi menjelaskan, terjadinya kekeringan hingga sumur tidak mengeluarkan air ini baru terjadi tahun ini. Padahal, biasanya tidak pernah kedua sumur tersebut kekeringan.
“Entah apa ini perubahan alam atau hanya karena terjadi kemarau yang berkepanjangan, hingga mengakibatkan kedua sumur keramat tersebut kekeringan. Padahal keberadaan kedua sumber mata air dari kedua sumur tersebut sangat diperlukan warga sekitar. Entah itu hanya sekedar untuk mandi ataupun kegiatan lainnya.
Diceritakan Dodi, konon baik warga sekitar maupun warga dari luar daerah Sindang Pancuran sangat mempercayai air dari kedua sumur tersebut mengandung berkah. Warga berharap semoga kekeringan ini hanya bersifat alami dan tidak ada unsur lainnya. Dari berbagai informasi yang diperoleh, keberadaan Situs Sindang Pancuran selalu dipenuhi pengunjung, khususnya pada setiap malam Jumat, terlebih lagi Jumat Kliwon. (Agus)