Namun, kabar yang santer terdengar di kalangan media menyebutkan, ada tiga nama kuat Cawabup yang “disiapkan” untuk mendampingi Bupati Imron. Ke tiga nama itu yakni Hj Wahyu Tjiptaningsih istri Mantan Bupati Sunjaya, H Mustofa dan dr Ahmad Qoyyim.
Menanggapi hal itu, Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, Rudiana, SE, mengatakan, sampai saat ini pihak DPC belum mendapat “bocoran” nama yang direkomendasi DPP. Sehingga pihaknya belum berani memastikan siapa saja nama Cawabup yang akan mendampingi Bupati Imron.
“Namanya isu, jadi kalau belum tahu bentuk rekomnya saya juga enggak berani memastikan. Kalau saya sih siap mengamankan saja. Jadi, memang belum ada bocoran (nama cawabup), saya tidak tahu,” ujar Rudiana via sambungan telepon, Senin (25/11).
Santer terdengar informasi di lingkaran internal kandang Banteng, nama Ayu istri Sunjaya yang menguat menjadi Cawabup itu untuk mengakomodir jasa kemenangan pasangan Sunjaya-Imron. Ayu digadang-gadang sebagai barter kompensasi atas Sunjaya yang telah dicopot karena tersandung kasus hukum.
Sedangkan kekuatan Jimus sapaan H Mustofa merupakan yang akan direkomendasikan DPP PDIP untuk diajukan ke DPRD sebagai jatah DPP untuk pengabdiannya. Sementara dr Qoyim alternatif yang diajukan faksi lain di PDIP sebagai alternatif.
Kendati demikian, Rudiana tak menampik jika ke tiga nama tersebut mempunyai kans mendapat rekomendasi dari DPP. Menurutnya, kemungkinan itu memang selalu terbuka karena rekomendasi DPP dilakukan dengan melihat kondisi Kabupaten Cirebon dan kondisi internal partai.
“Tiga nama itu memang ada kemungkinan, karena ibu Ayu siapa, pak Mustofa siapa dan dokter Qoyyim juga memang salah satu pendaftar,” kata Rudiana.
Satu yang pasti, lanjut Rudiana, Wabup Cirebon harus merupakan sosok yang bisa membantu kerja Bupati. Kemungkinannya bisa dari kader, kader baru dan dari luar kader.
“Jadi bisa mungkin kader, mungkin kader baru, mungkin juga di luar kader, masih ada kemungkinan. Kalau dari kader tidak bisa membantu bupati mungkin dari kader baru, kalau kader baru dicari juga susah ya mungkin di luar kader yang notabenenya warnanya merah. Jadi dokter Qoyyim juga ada kemungkinan,” sambung Dia.
Sejauh ini, lanjut Rudiana, Bupati sendiri menyerahkan sepenuhnya nama Cawabup pada mekanisme yang ada di DPP. Siapapun nama Cawabup yang direkomendasi DPP, Bupati siap menerimanya.
“Kalau pun Bupati disodorkan beberapa nama, mungkin Bupati (hanya) dimintai pendapat mana (nama) yang cocok. Paling nanti kalau sudah dijaring, bupati dimintai pendapat oleh DPP. Kalau dirasa pendapatnya masuk akal dan diterima sama DPP ya mungkin itu. Tapi kalau umpama tendensinya ke ranah pribadi dan dianggap DPP tidak menguntungkan partai ya mungkin nama lain,” paparnya.
Rudiana berharap, DPP bisa menilai dan merekomendasi nama Cawabup yang pantas dan layak untuk situasi kondisi Kabupaten Cirebon saat ini. “Bagaimanapun kita butuh wakil yang bisa mem back up kerja Bupati,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sampai saat ini Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi mengaku belum mendapat bocoran nama Wakil Bupati (Wabup) yang akan mendampinginya memimpin Kabupaten Cirebon. Kendati ingin secepatnya ada Wabup, namun Bupati lebih memilih pasrah dengan proses dan mekanisme yang berlaku di PDIP.
“Terserah saja, inginnya sih cepat (ada wabup) biar kerjaan menjadi ringan karena ada yang membantu. Dan sampai saat ini belum ada bocoran (nama wabup),” tegas Imron, Jumat (22/11). Ketika disinggung nama Wahyu Ciptaningsih sebagai Wabup yang belakangan santer terdengar dikalangan awak media, Bupati tidak menampik hal itu.
“Ya mungkin saja, mau Ibu Ayu (Wahyu Ciptaningsih) mau siapapun dari 22 orang (cawabup) yang sudah mendaftar (mungkin saja),” tukas Bupati. Karena mekanismenya, kata Imron, setelah DPP PDIP merekomendasi dua nama Cawabup, selanjutnya ke dua nama Cawabup itu akan dipilih oleh DPRD Kabupaten Cirebon. “Jadi, setelah ada rekomendasi dari DPP, nanti dipilih oleh DPRD. Yang direkomendasi itu ada dua nama,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bupati juga mengatakan, daripada sakit hati karena ngotot meminta Calon Wakil Bupati (Cawabup) yang sesuai keinginannya tidak terpenuhi, maka ia lebih memilih mengikuti system yang berlaku di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Siapapun Cawabup yang ditunjuk oleh DPP, Imron akan siap menerimanya. Menurut Imron, figur Cawabup yang menjadi kriteria dirinya adalah sosok yang bisa bekerjasama, bisa menjalin komunikasi dan niatnya sama-sama membangun Kabupaten Cirebon.
“Kalau ditanya siapa yang baik, saya juga butuh masukan untuk dipilah dan dipilih. Tapi kan yang menentukan disana (DPP), kalau dari awal saya ngotot minta orang itu tapi dari sana (DPP) nya beda, jadinya sakit hati,” kata Imron.
Menurut Imron, sikap pasrah dengan figur yang akan mendampinginya itu karena system yang berlaku di Partainya memang seperti itu. “Jadi kita lihat system (dipartai) nya dulu, kecuali kalau saya diajak ngobrol ya mangga masukan dari nama-nama itu yang baik siapa. Yang sering terjadi ribut itu karena ada kepentingan antar bupati dan wabup, terputus komunikasi dan kepentingan pribadi lebih dominan, itu yang jadi penyebab ribut,” tegas Imron.
Dijelaskan Imron, semua bakal calon wabup yang mendaftar ke DPC baik semua. Sehingga, Imron mengaku siap menerima siapapun wakil yang akan mendampinginya kelak. “Siapapun wakilnya ya siap. Makanya kalau terkait jabatan itu hati kita harus plong, kecuali hal itu jadi hak prerogatif saya, baru (bersikap),” paparnya. (Islah)