Diadakan Malam Jumat, Dimulai Jam 12 dengan Mengelilingi Seluruh Desa Selama Tujuh Malam
SEMAKIN banyaknya pasien terdampak virus Corona, membuat hampir seluruh lapisan masyarakat resah. Bahkan berdampak pada beralihnya norma kehidupan yang dihantui oleh ketidak pastian. Dengan adanya hal tersebut, tentunya usaha atau ikhtiar sangatlah diperlukan agar yang dikhawatirkan segera dapat teratasi.
Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan diri kepada Tuhan melalui berbagai cara. Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: Pemdes Banjarwangunan Sosialisasi Pencegahan Covid-19
Tetua Adat Desa Kanci, R Makbul Jaya Brata menuturkan, virus Corona ini merupakan wabah sekaligus peringatan dari Allah SWT sebagai penguasa alam semesta kepada umat manusia yang telah banyak berbuat dosa. Sehingga diturunkanlah wabah seperti ini.
“Mungkin selama ini kita sebagai manusia telah melakukan banyak dosa maupun kesalahan, hingga kita diberi peringatan oleh yang maha kuasa dengan salah satunya adalah adanya virus Corona. Dengan adanya hal tersebut, kita sebagai manusia diwajibkan melakukan Ihktiar, baik secara dohir maupun batin,” katanya kepada Suara Cirebon, Kamis (26/03/2020).
Untuk itu, pihaknya bersama pemerintahan desa, tokoh agama, dan masyarakat melaksanakan acara ratih atau tolak bala dengan mengharap ridho Allah SWT agar virus atau wabah ini dapat segera berakhir dan kehidupan kita kembali normal.
Dari Informasi yang diperoleh, acara Ratih atau tolak bala tersebut akan dilaksanakan pada malam Jumat. Kegiatan ini dimulai pada jam 12 malam dengan melantunkan Salawat Syaidina Ali dan mengelilingi seluruh desa selama tujuh malam dengan dibekali bambu kuning.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Pemdes Pamengkang Sosialisasikan Pola Hidup Sehat
Dengan dilaksanaknnya kegiatan Ratih atau tolak bala tersebut, Kuwu Kanci, Sunaryo sangat merespon kegiatan tersebut. Bahkan dirinya pun terjun langsung selama pelaksanaan Ratih. Pasalnya, dalam pelaksaan tolak bala ini, kuwu diwajibkan untuk hadir.
“Menurut Tetua Adat, kuwu diharuskan untuk turun langsung selama pelaksanaan Ratih. Oleh karenanya, saya sebagai kuwu sudah menjadi kewajiban melaksanakan adat atau tradisi di desa kami yang bertujuan adalah mengharap dan memohon ridho kepada Allah SWT. Agar kami semua dihindarkan dan dijauhkan dari segala bala, termasuk salah atunya adalah virus Corona. Karena kami yakin Allah yang memberi, maka Allah pulalah yang memiliki hak untuk mengambil,” ujar Sunaryo. (Agus)