KABUPATEN CIREBON, SC- Camat Mundu, Kabupaten Cirebon, H Anwar Sadat mengungkapkan, ada sekitar 30 pengrajin batu bata di Desa Banjarwangunan. Namun, bahan baku pembuatan batu bata tersebut disinyalir berasal dari sepadan Sungai Kalilunyu yang berlokasi di sekitar desa setempat.
Bahkan, dia mengaku, terkait hal itu pihaknya telah disurati Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung atas laporan masyarakat setempat terkait keberadaan pengrajin batu bata di sepanjang Sungai Kalilunyu tersebut. Pasalnya, akibat bahan baku yang diambil dari sepadan sungai ini dikhawatirkan mengikis bantaran dan sungai pun mengalami pendangkalan.
“Pengrajin bata ini diduga menggunakan sepadan sungai sebagai bahan baku membuat bata merah. Namun kami dalam hal ini tetap akan melakukan musyawarah bersama pihak pemdes setempat,” ungkapnya kepada Suara Cirebon, Senin (10/8/2020).
Sementara itu, perangkat Desa Banjarwangunan, Kasdiman, didampingi Kasi Ekbang Raji menjelaskan, keberadaan pengrajin batu bata di sepanjang Sungai Kalilunyu sudah berjalan sangat lama. Sehingga, kata dia, jika hal ini terus dibiarkan dikwatirkan akan terjadi pengikisan dan pendangkalan sungai.
Akibatnya, imbuh dia, saat ini sungai tersebut sudah tidak dapat menampung debit air jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, karena disebabkan di beberapa titik Sungai Kalilunyu mengalami pendangkalan dan penyempitan.
“Diperlukan kerjasama antar semua pihak, khususnya dinas terkait serta para pengrajin batu bata di lokasi tersebut untuk mencari solusi terbaik dalam penanganan Sungai Kalilunyu,” ujarnya.
BACA JUGA: Camat Mundu Sidak Limbah Pabrik Saus
Berdasarkan informasi yang dihimpun Suara Cirebon di lapangan, sebelum adanya para pengrajin batu bata di bantaran sungai tersebut, Sungai Kalilunyu tidak berkelok seperti saat ini. Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan sungai sebagaimana mestinya. Pasalnya, rasa khawatir selalu menghantui masyarakat sekitar ketika musim hujan datang. (Baim)