MAJALENGKA, SC- Momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, dimanfaatkan oleh pedagang dadakan. Mereka menggelar dagangan berupa atribut “agustusan” mulai dari merah putih, umbul-umbul serta pernak- pernik lainnya.
Tak hanya berasal dari daerah Majalengka, pedagang atribut perayaan hari kemerdekaan ini juga berasal dari daerah sekitar, seperti Cirebon, Sumedang dan Kuningan. Bahkan ada yang berasal dari Ciamis dan Tasikmalaya. Mereka datang secara berkelompok dan menggelar daganganganya di tempat keramaian yang dianggap strategis.
Sayangnya penjualan atribut perayaan hari kemerdekaan tahun ini tak seperti yang mereka harapkan. Meski pedagang telah menjamur, serta jenis atribut yang beraneka ragam, namun, jumlah pembeli yang datang masih sepi.
”Pembeli tahun ini benar- benar sepi, bahkan pernah tidak ada satupun barang yang terjual,” gumam Ading pedagang yang menggelar lspsk di kawasan GGM Majalengka, Rabu (12/8/2020).
Ading mengaku mulai berjualan di kawasan GGM sejak akhir Juli lalu. Selama hampir tiga pekan berjualan, hasilnya masih belum seperti yang ia harapkan. “Saya sudah jualan 27 Juli lalu, tapi sampai sekarang masih sepi sekali. Sehari paling hanya ada 2 atau 3 pembeli,” ujarnya.
Menurut dia, penjualan atribut hari kemerdekaan memang sudah berkurang sejak tahun lalu. Namun tahun ini penurunan penjualannya begitu drastis. ”Tahun lalu masih lumayan,tapi tahun ini benar – benar sepi, sampai hari ini belum separuh modal yang kembali,” keluhnya.
BACA JUGA: Agustusan Tak Ada Panggung Hiburan Rakyat
Mulyono, pedagang lainnya yang bengaku berasal dari Sumber Cirebon menyampaikan hal serupa. Menurut dia, penjualan atribut hari kemerdekaan tahun ini tak seperti yang ia harapkan. Pria dua anak ini mengaku membawa 15 kodi atribut dan bendera,dan baru setengahnya saja yang terjual. “Tahun lalu saya bisa menjual 20 kodi atribut dan bendera, sekarang 15 kodi saja masih sisa banyak,” keluhnya.
Untungnya kata dia barang yang dijual milik orang lain, dirinya hanya bermodalkan tenaga. ” Kalau modal sendiri bisa rugi dua kali, ini milik orang lain kalau yang laku sedikit, penghasilan saya juga kecil,” tukasnya. (Dins)