MAJALENGKA, SC- Meroketnya harga daging sapi berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang menggunakan daging sapi sebagai bahan baku usahanya. Akibat melonjaknya harga daging sapi yang mencapai Rp.125.000,-/kg membuat pelaku usaha yang menggunakan bahan baku daging, sebagian memilih tidak berjualan. Mereka pun mengeluh karena tak bisa menaikkan harga jual, lantaran daya beli konsumen yang rendah setelah munculnya, pandemi Virus Corona.
Apalagi saat ini Kabupaten Majalengka masih memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), diakui pedagang semakin membuat pendapatan turun drastis. “Omzet turun sampai 50 persen dari biasanya karena ada pembatasan jam operasional, pembeli tidak boleh makan di tempat,” ujar Tata penjual bakso di kawasan Jalan KH Abdul Halim,Rabu (27/1/2021).
Penjual bakso lainnya Yudi mengaku memilih mengurangi jumlah produksinya. Menurutnya kenaikan harga daging membuat pedagang bakso makin terpuruk. Pasalnya kata dia, sejak pemberlakuan PPKM Desember lalu,penjualanya terus menurun,ditambah hujan yang hampir setiap hari mengguyur wilayah Majalengka.
”Sejak Corona jualan tambah sepi, sekarang ditambah harga daging sapi naik,” keluh pria asal Malang tersebut.
Tak hanya penjual bakso, dampak kenaikan harga daging juga dirasakan penjual masakan keliling. Salah satu penjual masakan keliling Yoyoh mengaku sudah seminggu ini tidak menyediakan masakan berbahan daging sapi.
Mahalnya harga membuatnya khawatir olahan daging sapi yang dibuatnya tidak terjual. ”Harga daging sapi naik terus, jadi bingung untuk menjualnya. Sedangkan mau menaikkan harga pada pelanggan khawatir malah diprotes, jadi sementara tidak menjual masakan daging sapi dulu,” akunya.
BACA JUGA: Pasar Becek, Pengunjung Berkurang
Sri pemilik rumah makan di kawasan Jalan Koperasi juga melakukan hal yang sama. Untuk sementara tempat usahanya tidak menyediakan masakan dengan bahan baku daging sapi. Penyebabnya harga daging sapi yang masih tinggi di pasaran. Harga daging sapi yang terus naik hingga Rp.125.000,-/kg membuatnya memilih tak menyiapkan rending ataupun sop daging sapi.
“Sementara tidak membuat masakan daging sapi dulu, harganya naik terus mudah-mudahan harganya cepat kembali normal,” harapnya. (Dins)