KABUPATEN CIREBON, SC- Pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun pada bulan Maret ini, jumlahnya menurun signifikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Direktur RSUD Arjawinangun, dr Bambang Sumardi mengatakan, saat ini jumlah pasien Covid-19 yang ditangani di rumah sakinya hanya ada 34 orang.
“Menurun dan cenderung landai dibanding bulan sebelumnya,” kata Bambang, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, ruang perawatan Covid-19 RSUD Arjawinagun yang berjumlah 80 tempat tidur, kini hanya terisi sekitar 50 persen saja. Padahal, jika dihitung semua ruangnya, baik ruang khusus perawatan maupun ruang yang tidak ada perawatan, jumlah totalnya mencapai 154 tempat tidur. Hanya saja, ruang khusus perawatan yang operasional di RSUD tersebut sebanyak 80 tempat tidur.
“Karena yang lain ada di isolasi ICU, IGD kebidanan, IGD umum, OKA, semuanya dihitung isolasi semua,” kata Bambang.
Ia menjelaskan, jumlah pasien Covid-19 di RSUD Arjawinangun mencapai puncaknya terjadi pada bulan Desember 2020 dan awal Januari 2021. Hal itu terjadi, akibat libur panjang Nataru.
“Pascalibur panjang Nataru itu hampir penuh. Makanya kalau libur panjang kita khawatir juga, apalagi nanti ada kebijakan mudik,” terang Bambang.
Dikatakan Bambang, langkah antisipasi membludaknya pasien Covid-19 dengan adanya kebijakan mudik tersebut, sudah dilakukan dari sekarang. Bahkan, peningkatan kapasitas sudah dilakukan sejak Pemkab Cirebon meminta pihak rumah sakit daerah memperluas kapasitasnya.
“Kalau antisipasi sudah dilakukan sejak rumah sakit diminta pemerintah untuk memeprluas kapasitas,” jelasnya.
Ia menyebut, perluasan kapasitas tersebut dilakukan dengan menyiapkan ruangan di lantai tiga lengkap dengan peralatan medisnya. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan dua ruang lagi yang sampai saat ini masih belum dioperasikan. Namun, diakui Bambang, saat ini RSUD Arjawinangun masih kekurangan SDM.
BACA JUGA: Disdik Ngebet KBM Tatap Muka
Karena itu, dirinya sempat meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memenuhi kebutuhan SDM sebanyak 40 orang lagi. Sayang, sampai saat ini permintaan tersebut belum terealisasi.
“Maka solusinya, nakesnya kita ambil dari ruangan yang beban kerjanya agak kurang. Kalau minimal satu ruang 20 nakes saja berarti kita kurang 40,” tandasnya. (Islah)