KOTA CIREBON, SC- Dunia literasi di Kota Cirebon masih terus digaungkan hingga saat ini. Meskipun gerakan-gerakan literasi secara tatap muka sempat terhenti karena pandemi, namun minat membaca masyarakat Kota Cirebon dinilai meningkat dan sudah cukup bagus.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Walikota Cirebon yang sekaligus menjadi Bunda Literasi Kota Cirebon, Hj Eti Herawati kepada Suara Cirebon. Menurutnya, saat ini khususnya di masa pandemi, gerakan literasi di Kota Cirebon secara tatap muka memang sedikit menurun. Pasalnya, karena pemerintah melarang untuk berkumpul atau berkerumun guna mencegah penyebaran Covid-19.
“Literasi saat ada pandemi Covid-19, gerakannya agak sedikit terbatas yang dilakukan oleh pemerintah maupun komunitas, karena tidak boleh ada kumpul-kumpul dan sebagainya. Tapi tidak membuat surut semangat teman-teman komunitas untuk menggaungkan literasi kepada masyarakat,” tuturnya kepada Suara Cirebon belum lama ini.
Namun melalui virtual, masih kata Eri, gerakan literasi ini masih tetap dilakukan. Gerakan tersebut menurutnya tetap menjadi target. Hanya, katanya, mungkin karena ada beberapa kendala, pos literasi di RW atau di sudut perkampungan tidak tercapai dengan baik. Karena, meskipun dia menggaungkannya, namun masyarakat khususnya anak-anak tidak boleh berkumpul.
“Jadi agak tertunda sedikit gerakan itu, tapi semangat itu terus berjalan dengan berliterasi secara virtual,” paparnya.
BACA JUGA: Tresnawaty: Perpustakaan Bisa Jadi Etalase Kota Cirebon
Adapun ninat masyarakat Kota Cirebon terkait literasi, kata Eti, sudah cukup baik. Karena dari sisi IPM dan lain sebagainya, itu dinilai cukup bagus. Apalagi, katanya, di Kota Cirebon banyak sekolah yang menjadi rujukan, ada perguruan tinggi, banyak mahasiswa, dan perpustakaan yang juga menjadi rujukan di wilayah Ciayumajakuning.
“Rasa-rasanya literasi ini sudah menyatu di setiap harinya terhadap anak-anak kita. Kebutuhan kita sudah tidak sulit lagi untuk berliterasi baik kota maupun kabupaten,” imbuhnya.
Namun Eti juga mengakui bahwa gerakan literasi di Kota Cirebon belum sempurna dan belum maksimal dipastikan karena pandemi Covid-19. Tapi, katanya, tetap sudah bagus meskipun pengaruh gadget cukup berat dirasakan.
“Mungkin yang harus diperhatikan, di sepanjang pesisir kota dan setiap ujung daerah itu perlu perhatian khusus untuk masalah literasi. Karena anak-anak di masa pandemi ini, rata-rata banyak yang kecanduan main gadgetnya. Sedangkan orang tuanya pada kerja, pada sibuk, anakpun akhirnya dilepaskan begitu saja,” pintanya.
Jadi, imbuhnya, pengawalan dan pengawasan harus terus dilakukan, tidak boleh terhenti. Menurutnya, itulah PR bagi para pendidik harus turun ke rumah-rumah siswa di pandemi Covid-19 ini yang sesungguhnya.
Sementara itu, pengurus komunitas Gerakan Literasi Masyarakat Cirebon Kota (GelemMaca), Deny Rochman mengatakan, komunitas yang sudah bergerak sejak tahun 2016 itu juga masih giat melakukan gerakan literasi meskipun harus secara virtual, namun segmentasi komunitas tersebut khususnya di kalangan SD dan SMP, karena para penggiat rata-rata dari guru sekolah.
“Kita banyak program, selain wisuda literasi, jambore literasi, festival literasi, yang kerjasamanya dengan berbagai pihak, termasuk Dispusip, CSB, Gramedia, PLTU, keraton, dan beberapa pihak lainnya. Hasil dari gerakan ini, dari pengamatan kami minat anak-anak untuk membaca meningkat yang kita pantau secara umum,” tukasnya.
Karena yang digerakan itu, masih kata Deny, sebenernya menumbuhkan minat bacanya. Kemudian dia melakukan pendekatan yaitu bahwa siswa itu dianjurkan untuk membaca buku non pelajaran dulu. Karena, buku pelajaran itu sudah dipelajari di sekolah, maka dia dekatkan anak untuk menumbuhkan minat baca terhadap buku yang mereka sukai.
“Tentu dikaitkan dengan penumbuhan pentingnya pendidikan karakter sesuai yang diharapkan pemerintah. Makanya buku yang dipelajari yaitu buku yang bisa menumbuhkan nilai karakter, semangat hidup, dan lainnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Eti Janji Tingkatkan Perpustakaan dan Kearsipan
Selain itu, masih katanya, ada tantangan membaca, jadi siswa yang dulunya malas membaca menjadi minat untuk membaca, dan siswa yang tadinya hanya membaca satu buku, bertambah menjadi 2 buku dan seterusnya.
“Kita punya trik bagaimana siswa bisa meningkatkan minat bacanya. Sehingga pada akhirnya membaca itu menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka,” paparnya.
Sementara di kesempatan yang berbeda, Kadispusip Kota Cirebon, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengatakan, meskipun di masa pandemi, namun masih banyak kalangan yang meminjam buku di Dispusip, baik dari siswa, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Karena, katanya, Dispusip mempunyai misi mencerdaskan masyarakat. (Yusuf)