KABUPATEN CIREBON, SC- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon menyebut sektor penyumbang sampah paling besar berasal dari permukiman warga atau sampah rumah tangga. Jika digabungkan dengan sampah dari berbagai sektor lainnya, angkanya diperkirakan mencapai 1.200 ton.
Kabid Pertamanan dan Kebersihan DLH Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono, mengatakan, dari potensi timbulan sampah tersebut, tempat pembuangan akhir (TPA) yang ada saat ini yakni Gunung Santri, masih mampu menampung sampah sampai dengan 2 tahun lagi.
Diakuinya, potensi timbulan sampah tersebut memang cukup besar. Hal itu karena jumlah penduduk Kabupaten Cirebon juga cukup banyak.
“Tapi kalau dihitung, TPA kita masih bisa menampung sampai dua tahun lagi,” kata Fitroh, Senin (29/3/2021).
Menurut Fitroh, berdasarkan kajian tahun 2016, setiap warga Kabupaten Cirebon memproduksi sampah sebanyak 0,5 kilogram setiap harinya. Hal itulah yang menyebabkan potensi timbulan sampah permukiman cukup mendominasi.
Dari ribuan ton sampah tersebut, kata Fitroh, tidak semua sampah diangkut oleh DLH dan dibawa ke TPA Gunung Santri. Ia menyebut, sampah yang diangkut DLH hanya sampah dari pihak-pihak yang sudah bekerja sama dengan DLH saja.
“Saat ini potensi timbulan sampah di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.200 ton, sementara sampah yang dikirim ke TPA sekitar 300 ton. Jadi masih banyak yang belum tertangani hingga menyebabkan adanya sampah-sampah liar,” paparnya.
Karena itu, ia berharap agar sampah-sampah yang tidak tertangani oleh DLH bisa digarap oleh pihak desa dan kecamatan. Diakuinya, sampah liar masih menjadi beban dan belum semuanya bisa ditangani.
BACA JUGA: Dewan Pastikan Pemkab Fokus Tangani Sampah dan Banjir
Fitroh menjelaskan, untuk memaksimalkan penanganan sampah di Kabupaten Cirebon, khususnya di wilayah timur, pihaknya masih berupaya untuk merealisasikan pembangunan TPAS di Desa Kubangdeleg.
“Kita berharap TPA di Kubangdelag bisa teralisasi karena keberadaannya sangat vital,” pungkasnya. (Islah)