MAJALENGKA, SC- Kolang-kaling jadi salah satu menu buka puasa yang cukup popular di berbagai kalangan masyarakat. Teksturnya yang fleksibel bisa dibikin berbagai cemilan, baik kolak, es, maupun yang lainnya, membuat jenis makanan ini cukup digemari saat berbuka puasa.
Namun, permintaan penjualannya tahun ini tidak ‘senikmat’ daging kolang-kaling saat berbuka puasa. Masuknya kolang-kaling dari luar daerah, dengan harga yang lebih murah, berdampak pada permintaan kolang-kaling asal Banjaran.
Seperti dituturkan pedagang di Desa Girimulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Iip Lutfilahma. Menurut dia penjualan kolang-kaling pada bulan Ramadhan tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
“Tahun ini menurun sekali. Kalau tahun kemarin (2020) masih mending, tahun ini mah sepi pisan,” keluhnya.
BACA JUGA: Soal Pelarangan Mudik, Belum Ada Penyekatan di Wilayah Perbatasan Majalengka
Berkaca penjualan-penjualan tahun sebelumnya, termasuk 2020 kemarin, Iip mengaku dirinya menyediakan kolang-kaling pada Bulan Ramadhan hingga mencapai 100 ton. Namun, tahun ini karena permintaan yang turun drastis, dirinya hanya menjual sekitar 10 ton saja.
“Tahun-tahun lalu penjualan sampai 100 ton, dan alhamdulilah dalam waktu dua bulan habis. Tapi tahun ini kita tidak berani banyak-banyak. 10 Ton saja sudah alhamdulillah kalau terjual semua,” katanya.
Pandemi COVID 19 bukan satu-satunya pemicu dari turunnya permintaan kolang-kaling. Hal itu terlihat dari animo masyarakat tahun lalu, yang masih cukup besar, padahal saat itu masih masa awal pandemi COVID-19.
Masuknya barang dari luar daerah, disinyalir membuat permintaan kolang-kaling Banjaran turun drastis.
“Kalau pandemi jelas berdampak, tapi tahun lalu tidak begitu parah dampaknya. Sekarang ini katanya ada kolang-kaling dari Medan masuk ke kota-kota besar, termasuk Cirebon dengan harga lebih murah. Padahal rasanya jauh kurang enak,” ujar Iip.
BACA JUGA: Pemkab Majalengka Tetapkan Zakat Fitrah Rp27.500,00
Kendati demikian, Iip mengaku masih mensyukurinya. Harga yang sedang lumayan naik, sedikit mengobati lesunya permintaan kolang-kaling di pasaran.
“Tetap bersyukur bisa dapat penghasilan. Walaupun pembelinya sedikit, tapi harganya sedang bagus, Rp12 ribu per kilogram, ada kenaikan Rp4.000,00 dari harga sebelumnya,” jelasnya. (Dins)