KABUPATEN CIREBON, SC- Titik pos penyekatan mudik Lebaran akan dijaga petugas selama 1×24 jam secara penuh. Petugas yang berjaga merupakan aparat gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Dishub, Satpol PP dan dinas atau institusi terkait lainnya. Hal itu guna mengantisipasi masyarakat yang nekat mudik pada Lebaran kali ini, meski sudah resmi dilarang.
Hal itu dikemukakan Kapolda Jabar, Irjen Pol Ahmad Dofiri saat mendampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Doni Monardo meninjau kesiapan kegiatan penyekatan di GT Palimanan, Kabupaten Cirebon, Kamis (29/4/2021).
Dalam kegiatan tersebut, setelah menerima paparan dari Satlantas Polresta Cirebon, Kepala BNPB, Doni Munardo menyaksikan simulasi penyekatan kendaraan masyarakat yang nekat mudik.
“Jumlah petugas di masing-masing pos berbeda, tergantung kapasitasnya. Jadi antara yang di jalur arteri dan tol tentunya berbeda. Yang jelas kita pastikan tugas selama 1×24 jam terbagi dalam tiga shif per 8 jam,” kata Dofiri.
Di Jawa Barat, kata Kapolda, jumlah titik penyekatan ada 158 titik. Dari jumlah tersebut, 22 titik ada di jalur tol dan 160 titik berada di jalur arteri.
BACA JUGA: Peningkatan Mobilitas Diprediksi sebelum 6 Mei dan sesudah 17 Mei
Dofiri menjelaskan, di Jawa Barat terdapat dua wilayah yang masuk aglomerasi (satu kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa pusat kota dan kabupaten yang saling terhubung) yakni Bodetabek dan Bandung Raya. Di daerah aglomerasi tersebut, kata Dofiri, memang ada pengecualian, dimana kegiatan boleh dilakukan di dalam kota tersebut.
“Kita sudah atur sedemikian rupa melihat dari plat nomor kendaraanya. Seperti Bandung leter D, berarti dibelakagnya antara leter Bandung Kabupaten, Cimahi, Bandung Barat, itu yang kita perbolehkan (masyarakat, red) melakukan kegiatan di daerah yang masuk aglomerasi. Untuk Cirebon tidak ada aglomerasi,” kata Dofiri.
Sebelumnya, imbuh Dofiri, pihaknya juga telah melakukan rapat membahas perkembangan penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Dijelaskan Dofiri, seperti yang disampaikan Gubernur Jabar dalam rapat tersebut, sampai saat ini angka kasus positif di Jabar masih dapat dikendalikan. Selain itu, kabupaten maupun kota di Jabar tidak ada yang masuk zona merah.
“Artinya masih cukup terkendali, karena itu kita harapkan ini harus dipertahankan. Jangan sampai gara-gara libur lebaran, kemudian orang mudik membuat lonjakan arus mudik tinggi sehingga penyebarannya jadi tinggi,” paparnya.
BACA JUGA: Gubernur Jabar: Siapkan Tempat Karantina di Kuburan
Ia juga memastikan, penyekatan cukup efektif mengendalikan Covid-19.
“Tapi intinya masyarakat jangan takut karena penyekatan, namun kita semua harus sadar bahwa Covid-19 sangat berbahaya, sehingga harus bersama-sama mengantisipasi dan mencegahnya,” pungkasnya. (Islah/Kirno)