UNTUK memperoleh data bawah permukaan terbaru, pemerintah melalui Kementerian Ennergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan program breakthrough. Program tersebut digawangi Pertamina yang akan melakukan penelitian pencitraan lapisan dan struktur bawah permukaan bumi melalui Penelitian Survei Kebumian 2D Vibroseis Sub-Vulkanik Jawa yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2021. Hal itu dikemukakan Senior Manager Operation Pertamina Hulu Energi (PHE), Farid Rochmadianto, usai rapat koordinasi dengan Pemkab Cirebon di ruang Nyi Mas Gandasari Setda Kabupaten Cirebon, Senin (13/9/2021).
Menurut Farid, tujuan utama dari survei tersebut adalah untuk mendapatkan gambaran, citra dan foto lapisan bawah permukaan. Terutama, pada area di bawah lapisan batuan vulkanik di sepanjang wilayah di area Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk area Jawa Barat, menurut dia, kegiatan tersebut akan berlangsung pada pertengahan Oktober hingga November 2021. Wilayahnya meliputi Kabupaten Ciamis, Majalengka, Kuningan dan Cirebon. Dalam gambaran sederhana, survei ini tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG).
Ia menyebut, metode yang akan dilakukan merupakan salah satu metode paling akurat dan umum digunakan seperti USG dalam memeriksa kenampakan dan kondisi janin atau bayi pada ibu hamil.
“Seperti halnya USG, survei kebumian ini juga merupakan metode untuk mendapatkan gambaran, foto, citra bawah permukaan bumi. Kita menggunakan mobil truck vibroseis dan penerima gelombang,” kata Farid.
Ia menjelaskan, mobil vibroseis nantinya akan digunakan sebagai sumber gelombang dan ada alat penerima gelombangnya. Teknisnya, mobil vibroseis akan melintas di sepanjang jalan dari Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis hingga Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
“Kami menggunakan mobil vibroseis sebagai sumber gelombang dan alat penerima gelombang. Kami berharap hasil kegiatan ini dapat memberikan jawaban atas penugasan yang diberikan pemerintah ke Pertamina,” kata dia.
Hal senada disampaikan Senior Manager New Venture PHE, Anton Darmawan, bahwa penelitian tersebut untuk menambah data dan informasi kebumian di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Nantinya, manfaat data yang sudah valid bisa dirasakan oleh masyarakat.
“Kami mengharapkan bantuan dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan yang ada, agar survei ini dapat berjalan dengan lancar. Nanti setelah ada data valid dari kementerian, manfaatnya bisa dirasakan oleh daerah masing-masing,” ujarnya.
BACA JUGA: Graisena Luncurkan Website Relawan Plasma
Di tempat yang sama, Asisten Perekonomian Setda Pemkab Cirebon, Erry Ahmad Husaeri mengatakan, sosialisasi tersebut untuk mencari potensi baru migas energi, yang tidak terbarukan. Di Kabupaten Cirebon, kata Erry, ada tujuh kecamatan yang dilintasi survei tersebut, yakni Kecamatan Sumber, Dukupuntang, Depok, Klangenan, Gempol, Palimanan dan Kecamatan Arjawinangun.
“Bagi Pemkab Cirebon tidak masalah. Karena kalau ditemukan potensi migas baru, toh Kabupaten Cirebon juga akan menerima manfaatnya. Tapi ini kan baru survei, tapi dengan alat yang lebih canggih,” katanya. (Islah)