Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh KH. Said Aqiel.
Dalam sambutannya, Said menyampaikan terima kasih kepada pengurus MWCNU Waled atas karyanya mampu membuat bangunan yang megah dan indah.
“Kami berharap gedung yang megah dan indah ini bisa berfungsi, bisa mewadahi, bisa menjadi perekat untuk berteduh, dan menjadi inspirasi bagi umat khususnya Nahdiyyin,” kata Said, didampingi Pengasuh Pondok Pesantren Leuweungragi, Berebes, Jawa Tengah, KH. Subhan Makmun.
Pihaknya berharap gerakan Aswaja dan penguatan NU dari pinggiran kampung Cirebon timur akan semakin kuat dan solid.
Said Aqiel menyoroti tentang liberalisasi ideologi yang dinilainya sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI. Karena, saat ini semua informasi baik itu ekonomi maupun politik bisa diakses dan diketahui melalui teknologi informasi. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informasi bisa positif bisa negatif.
“Jadi kita harus waspada dan berhati-hati serta teliti dalam monitoring regenerasi bangsa Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, mantan Ketua GP Ansor Kecamatan Waled, Mustofa menyampaikan, gedung NU di kampung pelosok desa yang jauh dari ingar bingar kota ibu kota kabupaten.
BACA JUGA: Naskah Akademik Raperda Pesantren Perlu Ditinjau
“MWC NU Kecamatan Waled mampu membangun gedung NU yang sangat representatif untuk kegiatan ke-NU-an dan penguatan paham Aswaja dan membangun komitmen kebangsaan NKRI harga mati. MWCNU Waled bisa dijadikan sebagai Islamic Center-nya Kecamatan Waled,” katanya.
Senada, KH. Subhan Makmun, yang menuturkan, NU adalah organisasi yang proporsional. NU yang besar ini semestinya bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.
“Dalam sejarahnya, NU ikut andil membela dan memperjuangkan berdirinya bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Baim)