KABUPATEN CIREBON, SC- Tak hanya kaum pria, kaum wanita khususnya ibu rumah tangga termasuk aktivis PKK, KWR dan lainnya, perlu mendapat pelatihan relawan penyelamatan atau penanganan kebakaran.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cirebon, Abdullah, terkait pentingnya kaum perempuan mendapat pengetahuan tentang penanganan kebakaran, terlebih aktivitas mereka yang lebih sering di dapur.
Diakui Abdullah, saat ini pelatihan penyelamatan atau penanganan kebakaran baru diberikan kepada kaum pria.
“Sekarang kita baru bentuk relawan di 20 desa di Kabupaten Cirebon yang semuanya kaum pria. Tapi, masalah penanganan ini (kebakaran) tidak lagi mengenal laki-laki atau perempuan. Bahkan dapur kan biasanya (didominasi) perempuan,” kata Abdullah, Rabu (3/11/2021).
Menurut Abdullah, pada saat terjadi kebakaran dan tidak ada kaum laki-laki di situ, minimal ibu rumah tangga tersebut dapat meminimalisasi risiko.
“Makanya perlu ada pelatihan relawan kebakaran,” ujarnya.
Menurutnya, pada pelatihan penanganan atau penyelamatan bahaya kebakaran terdapat pengetahuan langkah darurat saat terjadi kebakaran, di antaranya, cara menggunakan APAR ataupun secara manual memanfaatkan karung goni basah.
“Pakai APAR, baik yang air, busa, serbuk kimia dan CO2 atau secara tradisional memakai karung goni basah, kain basah, selimut basah,” kata Abdullah.
Yang paling penting, tegasnya, adalah tidak panik dan tergesa-gesa, saat terjadi kebakaran, sebab justru akan memperparah situasi dan kondisi.
“Nanti kami akan melatih cara membuka tabung APAR, kami akan melatih cara menggunakan APAR. Kemudian, bagaimana cara mengarahkannya, kalau yang jadi penyebabnya arus listrik harus begini, kalau memang ada APAR,” imbuhnya.
BACA JUGA: Kreatif, Mahasiswa STKIP Invada Buat Garam Kesehatan
Masih kata Abdullah, jika pada rumah tangga umumnya adalah masalah dapur yaitu pada kompor dan jarang memiliki APAR. Maka, apabila kompor meledak dan terbakar, jangan sampai kain atau selimut basah itu dilempar begitu saja.
“Jangan sampai dilempar kalau itu bisa itu harus pelan. Kemudian, kalau kompor gas itu, bila tertutup semua kemudian mati (api), maka asap putih yang akan muncul. Bila asap berwarna hitam berarti itu masih ada api,” paparnya.
Ia berharap ke depan membentuk relawan dari kaum perempuan, sehingga kerugian dan korban jiwa akibat kebakaran dapat diminimalisir. (Sarrah/Job)