KABUPATEN CIREBON, SC- Kuwu Trusmi Kulon, Abdul Tolib berharap, reses yang dilakukan anggota dewan bukan sekadar kegiatan seremoni tanpa tindak lanjut dan eksekusi program.
“Selama ini reses atau apapun itu hanya cuma sekadar wacana dan wacana, tapi tindak lanjut dan realisasinya itu jarang. Semoga dengan adanya reses ini tidak hanya sekadar wacana harus ada action dan kontribusi ke tiap desa,” kata Tolib, saat menyampaikan aspirasi di hadapan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H Sidkon Djampi yang tengah menggelar kegiatan reses masa persidangan I tahun sidang 2021-2022 di GOR Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (6/12/2021).
Menurut Tolib, pihaknya sudah mengusulkan beberapa aspirasi dan tengah menunggu realisasi.
“Kita tungg action dari mereka apa yang tadi diusulkan dan disampaikan. Harus ada pembuktian di lapangan bahwa benar hasil aspirasi dari reses ini diterima dan dilaksanakan,” tandasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat sekaligus Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H Sidkon Djampi mengatakan, reses dilakukan untuk menyebrap aspirasi masyarakat termasuk dari para kuwu.
“Dalam kegiatan reses ini saya menyampaikan laporan kepada masyarakat sekaligus mendengar aspirasi dari masyarakat, apa yang diharapkan terutama sekali dari Provinsi Jawa Barat baik harapan terhadap dewan maupun terhadap program-program dari Gubernur Jabar,” kata Sidkon.
Dalam kegiatan yang dihadiri para kuwu se-Kecamatan Plered, Sekretaris DPC PKB kabupaten Cirebon, Wasmin Janata dan sejumlah undangan tersebut, Sidkon mengatakan, salah satu informasi yang dirasa perlu disampaikan dalam kegiatan reses kali ini adalah soal Perda Nomor I Tahun 2021 tentang Pesantren.
Peraturan Daerah Pemerintah Jawa Barat tentang Pondok Pesantren (Perda Pesantren) hanya akan menjadi “macan ompong” tanpa adanya Peraturan Gubernur (Pergub) yang dijadikan aturan turunannya.
“Kami masih menunggu Peraturan Gubernur soal Pesantren sebagai turunan Perda Pesantren. Karena Perda tanpa Perbub hanya akan menjadi macan kertas, macan ompong, karena aturan pelaksananya belum ada,” ujarnya.
Menurutnya, melalui kegiatan reses, para wakil rakyat menampung aspirasi sekaligus belanja masalah.
“Setelah reses selesai, kami akan membuat nota reses yang berisi catatan-catatan dari masing-masing anggota. Kebetulan dari Fraksi PKB ada 12 orang. Dari 12 orang ini apa yang bisa dicatat dari hasil resesnya. Saya sendiri sudah mencatat beberapa aspirasi dari masyarakat terutama dari para kuwu. Nanti semuanya akan digabung diramu menjadi catatan pandangan umum fraksi tentang reses,” katanya.
BACA JUGA: Yuningsih Komitmen Dorong Kebangkitan Ekonomi Masyarakat
Pihaknya berharap reses menjadi motivasi agar lebih baik lagi kedepannya, terutama dalam mendengarkan aspirasi masyarakat.
“Kita memasang dua mata, dua telinga. Semua saya catat nanti di gedung dewan kita teriakkan aspirasi masyarakat yang kita serap,” pungkasnya. (Vicky)