MAJALENGKA, SC- Belasan rumah warga di Desa Cimeong, Kecamatan Banjaran menjadi terdampak bencana alam tanah longsor. Rumah yang terkena longsor tersebar di beberapa dusun atau blok. Dari belasan rumah terdampak,tujuh di antaranya tergolong parah.
Sekretaris Desa Cimeong, Rizal Ridwan mengatakan, belasan rumah terdampak longsor yang terjadi pada 8 dan 10 Desember lalu tersebar di empat blok,yakni Blok Desa, Landeuh, Buniasih, dan Blok Mekarjaya.
”Longsor terjadi dua kali,yakni 8 dan 10 Desember. Pada longsor pertama 8 Desember ada 16 rumah yang terdampak,sedangkan saat longsor kedua ada tiga rumah warga yang rusak karena tertimpa material longsor,” kata Rizal, Kamis (16/12/2021).
Berdasarkan hasil pendataan oleh pihak desa kata Rizal, dari belasan rumah yang menjadi korban bencana alam rata-rata mengalami rusak ringan. Sedangkan rumah yang mengalami rusak parah atau berat sebanyak tujuh rumah.
”Rumah yang masuk katagori rusak berat akibat bencana alam longsor itu milik Erwin, Inah, Tohir, Ishaq, Supriyadi, Udin Lili dan Didi Ida, lokasinya di Blok Landeuh, Buniasih dan Blok Desa,” jelasnya.
Selain menyebabkan rusaknya belasan rumah warga, longsor yang terjadi dua kali juga mengakibatkan sejumlah sawah ,serta fasilitas umum di Desa Cimeong mengalami kerusakan.
”Semua sudah kami laporkan pada pemerintah kecamatan,termasuk rumah warga rusak karena bencana alam kemarin.Mudah-mudahan bisa secepatnya ada bantuan untuk melakukan perbaikan,” harapnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Iskandar Hadi Prayitno mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi Kabupaten Majalengka mengakibatkan terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, banjir hingga pohon tumbang.
BACA JUGA: Jalan Provinsi Majalengka-Kuningan Terancam Putus
BPBD Kabupaten Majalengka mencatat pada 8 Desember lalu mencatat ada 20 titik bencana alam tanh longsor. Dua puluh 20 titik itu tersebar di 11 desa dan 3 kecamatan. Semua titik bencana tersebut diketahui berada di wilayah Majalengka Selatan.
“Terjadinya hujan semalam di wilayah Majalengka Selatan dengan intensitas tinggi sehingga ada beberapa titik yang mengalami bencana terutama tanah longsor,” kata Iskandar.
Iskandar mengungkapkan, wilayah Majalengka Selatan memang dikenal rawan terjadi bencana alam khusunya tanah longsor. Bahkan dari 20 titik bencana yang terjadi saat ini, 17 di antaranya adalah tanah longsor. (Dins)