KABUPATEN CIREBON, SC- Tingginya angka pengangguran terbuka usia muda di tingkat nasional juga terjadi di Kabupaten Cirebon pula. Hal itu bukan hanya dikarenakan minimnya lahan pekerjaan, melainkan potensi serta kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tak sebanding dengan kebutuhan dunia kerja.
Hal itu dikemukakan, anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina terkait tingginya angka pengangguran terbuka usai muda yang tengah menjadi perbincangan nasional. Siska mengatakan, banyak sekali faktor yang menyebabkan pengangguran terbuka usia muda meningkat.
“Selain, industri yang tidak membatasi pekerja, ada juga fasilitas penunjang Balai Latihan Kerja (BLK) di Plumbon, yang tertinggal dari kebutuhan. BLK Plumbon memang banyak peminat, tapi fasilitasnya atau peralatannya kan tertinggal dari industri yang mulai bergeliat di Cirebon, jadi kan tidak memenuhi kriteria SDM yang dibutuhkan,” kata Siska kepada Suara Cirebon, Minggu (19/12/2021).
Pada sisi lain, lanjut Siska, industri yang berdiri bukan industri padat karya, sehingga penerimaan tenaga kerjanya terbatas.
“Seperti industri di Cirebon Timur itu kan seharusnya luas padat karya, tapi nyatanya yang diterima misal hanya 200 orang,” ujarnya.
Selain dua faktor tersebut, lanjut Siska, ada beberapa faktor lainnya penyebab pengangguran terbuka usia muda seperti, pola pikir instan
“Saat ini kan era di mana pasar terbuka, persaingan bebas, siapapun bisa memulai usaha, jadi sebagai generasi muda harus kreatif. Jangan hanya berpikir instan, dapat kerja bagus, fasilitas enak dan gaji tinggi,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Siska, orang tua juga harus tahu minat dan bakat anak, entah itu seni, olahraga dan lainnya. Sehingga, minat bakat digali kemudian dimatangkan kemampuannya menuju profesional. Bukan hanya keluarga, menurut Siska, seharusnya sekolah pun menelusuri minat bakat siswa.
“Harusnya orang tua tahu bakat anaknya apa, didorong agar anak itu memiliki tujuan. Kalau dia atlet kan bisa profesional bisa dijamin pekerjaannya. Sekolah juga, jangan hanya sebatas memikirkan nilai, tapi skill, bakat dan minat, karena untuk tenaga kerja industri setidaknya dibutuhkan kemampuan yang mumpuni, jika diketahui sedari dini kan dapat dikembangkan,” jelasnya.
Siska juga menyentik dinas terkait yang harus berubah menentukan aturan-aturan sesuai zamannya.
“Sekarang kan sudah beda, aturan perizinan dan sebagainya untuk usaha dipermudah. Karena, banyak generasi muda melalui ekraf melalui karya mereka, harus terhambat karena birokrasi jadul. Saya harap, perizinan dan sebagainya mempermudah, sehingga lapangan pekerjaan terbuka, pengangguran berkurang,” tegasnya.
Ia menyebut, minimnya lowongan dan kemajuan teknologi pun cukup berkaitan, karena keduanya saling mendukung. Saat ini, imbuh dia, banyak hal dapat dikerjakan oleh robot atau mesin sehingga meminimalisir kerja manusia.
“Loker itu sekarang sedikit karena saat ini teknologi maju. Apalagi, baru saya baca teller bank akan diganti mesin, jadi semakin banyak pengangguran,” ujarnya.
BACA JUGA: DPRD Kabupaten Cirebon Dorong Pemkab Bangun BLK di Timur
Siska menyebut, banyaknya angka lulusan SMA dan SMK serta perguruan tinggi di Kabupaten Cirebon, menjadikan persaingan makin ketat dalam memperebutkan lowongan pekerjaan.
“Kami (anggota dewan, red) bersama dinas terkait terus berupaya untuk mengurangi angka pengangguran usia muda,” pungkasnya. (Sarrah/job)