KABUPATEN CIREBON, SC- Banjir yang melanda desa-desa di Kecamatan Waled, pada Sabtu (22/1/2022) kemarin, merupakan banjir terparah dari enam kali banjir yang terjadi pada musim penghujan tahun ini di wilayah tersebut. Dari sejumlah desa di Kecamatan Waled yang diterjang banjir, Desa Gunungsari dan Mekarsari merupakan daerah langganan banjir.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (Kasi Darlog) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda, mengatakan, bencana banjir yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Waled pada musim hujan tahun ini sudah terjadi sebanyak enam kali. Pada musim hujan tahun sebelumnya, kata Juwanda, banjir yang terjadi di wilayah tersebut jauh lebih banyak yakni hingga 17 kali.
“Sudah enam kali, mudah-mudahan tidak ada banjir lagi. Karena menurut prediksi BMKG, puncak musim hujan itu hari ini (kemarin, red) tanggal 26 Januari. Tapi mudah-mudahan puncak hujan tidak terjadi,” kata Juwanda, Rabu (26/1/2022).
Menurut Juwanda, penyebab banjir pada Sabtu kemarin, dipengaruhi banyak faktor. Selain adanya air kiriman dari hulu dan rob dari Gebangilir, penyebab lainnya ialah karena sedimentasi Sungai Ciberes dan Bendung Ambit.
“Berdasarkan analisa BPBD, Gunungsari kan dekat dengan Sungai Ciberes. Daya tampung Sungai Ciberes itu kurang karena adanya sedimentasi yang masif, begitu juga Bendung Ambit. Karena dengan daya tampung yang sedikit airnya limpas ke pemukiman. Jadi, memang kompleks,” kata dia.
Ia menambahkan, untuk menanggulangi persoalan tersebut, BPBD Kabupaten Cirebon sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Ia menyebut, koordinasi tersebut bahkan sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu.
BACA JUGA: Korban Banjir Waled Mengaku Bosan, Ingin Hidup Normal tanpa Rutinitas Banjir Tahunan
Dari hasil koordinasi tersebut, lanjut dia, diketahui adanya rencana penanggulangan jangka menengah dan jangka panjang. Dimana, untuk penanggulangan jangka menengah akan dilakukan oleh instansi sesuai yang kewenangannya.
“Jadi, kewenangan penanggulangan untuk Sungai Ciberes kemana, Bendungan Ambit kemana itu sudah dikoordinasikan untuk penanggulangan jangka menengah. Kalau jangka panjangnya kan nanti secara nasional, beda lagi,” jelasnya.
Warga yang terdampak banjir di kecamatan tersebut, imbuh Juwanda, juga sudah mengusulkan adanya upaya untuk meminimalisir potensi terjadinya banjir. Caranya dengan melakukan pengerukan Bendungan Ambit dan perbaikan tanggul-tanggul yang dikhawatirkan jebol akibat rembesan air dari sungai tersebut.
BACA JUGA: Pendopo Makam Mbah Kuwu Cirebon Rusak Tertimpa Pohon Setinggi 30 Meter
“Solusi penanganan untuk meminimalisir itu minimal pengerukan Bendung Ambit dan perbaikan tanggul-tanggul yang sudah tidak kuat karena adanya rembesan,” tandasnya. (Islah)