KABUPATEN CIREBON, SC- Pasokan pupuk subsidi dari dari lima pabrik pupuk di Indonesia berkurang. Akibatnya, pupuk subsidi yang ada saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan petani se-Indonesia, termasuk pasokan pupuk subsidi di Kabupaten Cirebon.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengatakan, dengan berkurangnya pasokan pupuk tersebut, mengakibatkan kuota untuk para petani se-Indonesia termasuk Kabupaten Cirebon menjadi berkurang. Kondisi tersebut menyebabkan pendistribusian pupuk subsidi kepada para petani di Kabupaten Cirebon juga berkurang.
Kendati demikian, Asep memastikan saat ini Kabupaten Cirebon tidak mengalami kelangkaan pupuk.
BACA JUGA: Kuwu Kedongdong Janji Fokus Bidang Pertanian
“Kalau ada kelangkaan segera lapor ke kami dan akan langsung kami tindaklanjuti. Jadi bukan kelangkaan, tetapi Pemerintah Kabupaten Cirebon mendapatkan pupuk urea hanya 33 ribu ton dan pupuk NPK 37 ribu ton, ya berkurang,” kata Asep, Kamis (27/1/2022).
Menurut Asep, tidak terpenuhinya kebutuhan pupuk subsidi di Kabupaten Cirebon tersebut disebabkan karena pasokan dari lima pabrik pupuk itu berkurang. Sehingga, kini setiap petani hanya mendapat pupuk subsidi 2 kuintal lebih saja sehingga tidak bisa penuh.
Ia menjelaskan, semula jatah pupuk urea subsidi untuk Kabupaten Cirebon hanya 70 persen dan pupuk NPK hanya mendapat 44 persen dari kebutuhan. Dari kuota tersebut, pihaknya kemudian berusaha untuk mendapat tambahan kuota dengan berkoordinasi ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
BACA JUGA: Pupuk Subsidi Sulit Didapat, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Akui Hanya Dijatah 30% dari RDKK
“Alhamdulillah setelah saya berjuang, akhirnya Kabupaten Cirebon, untuk pupuk urea bukan lagi 70 persen tetapi mendapatkan 94. Tapi NPK tetap mendapatkan 44 persen,” terangnya.
Asep menyampaikan, yang berhak mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah adalah semua petani, baik yang mengelola sawah sendiri maupun petani penggarap lahan orang lain. Akan tetapi tidak semua petani mendapatkan pupuk subsidi itu, tapi hanya petani yang sudah memiliki kartu tani saja.
Bagi petani yang belum terpenuhi seratus persen kebutuhan pupuknya, imbuh Asep, petani disarankan untuk membeli pupuk nonsubsidi.
BACA JUGA: Petani Milenial Waruroyom Panen Talas Pratama
“Jadi solusinya mereka (petani,-red) harus membeli yang nonsubsidi, untuk menutupi kebutuhan per hektare sawah-sawahnya,” paparnya seraya menambahkan, kekurangan pasokan pupuk subsidi itu tidak bisa diprediksi waktunya.
Namun ia berharap situasi bisa cepat normal seperti semula. (Islah)