KABUPATEN CIREBON, SC- Pengurus Karang Taruna Tunas Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, terpaksa menahan sejumlah kendaraan yang mengangkut tanah uruk untuk proyek pembangunan PT Victory Chingluh Indonesia, Senin (3/21/2022).
Mereka meminta pelaksana proyek yang baru agar membuat komitmen dengan pemuda setempat, salah satunya terkait komitmen untuk tidak melintas di jalur larangan. Pasalnya, akibat mengabaikan melintas di jalur larangan, terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor dengan kendaraan dumptruk proyek hingga mengakibatkan pengendara motor meninggal dunia.
Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua Karang Taruna Desa Gebangmekar, Jaelani, di sela upaya meminta adanya komitmen dari pelaksana proyek yang baru.
BACA JUGA: Mediasi Pemdes-Pabrik Deadlock, Kasus Dugaan Penyerobotan Aset Desa Rawaurip Lanjut ke Pengadilan
Jaelani menuturkan, pelaksanan pengurukan lahan PT Victory Chingluh Indonesia sempat terhenti selama 6 bulan. Kini proyek tersebut mulai berjalan kembali, dengan pelaksana baru.
Ia menuturkan, awalnya pengurukan dilakukan oleh H. Lili Mashuri dan saat itu meskipun ratusan kendaraan proyek melintas, kondisi aman dan lancar tidak ada masalah.
“Setelah enam bulan terhenti, sekarang baru ada kegiatan kembali dan itu dilakukan oleh Nanang yang merupakan mantan pegawai PT Nirwana, selaku penanggung jawab pelaksana proyek pembangunan PT Victory Chingluh Indonesia. Sudah seminggu berjalan, pelaksana tidak pernah ada komunikasi dan koordinasi dengan Karang Taruna, hingga terjadi kecelakaan yang membuat Karang Taruna dipojokkan oleh masyarakat,” kata Jaelani.
BACA JUGA: Bangun Pabrik di Cirebon, PT. Adis Dimension Footwear Akan Serap Ribuan Pekerja Lokal
Pria yang akrab disapa Lani itu menyampaikan, hilir mudik kendaraan proyek yang membawa tanah urukan selama seminggu ini telah mendapat protes dari sejumlah masyarakat. Hal itu lantaran jalur lintasan kendaraan proyek melintasi jalur larangan yang sudah menjadi kesepakan di awal pelaksanaan proyek.
“Hal ini yang membuat Karang Taruna harus turun membenahi komitmen bersama antara pelaksana proyek dengan Karang Taruna. Kan sudah jelas adanya larangan dari warga Kecamatan Pabedilan, akan tetapi kenapa sekarang kendaraan proyek melintasi jalur di sana. Sejak awal komitmen kendaraan proyek melintas jalur pantura dan langsung belok kiri ke lokasi proyek, kami yang sejak awal terlibat melakukan komitmen keberadaan proyek tersebut, menjadi sasaran cecaran dari masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, imbuh Lani, sejumlah perwakilan pengurus Karang Taruna Desa Gebang Mekar turun ke lokasi proyek dan meminta agar penanggung jawab proyek urukan melakukan komunikasi dengan Karang Taruna. Pihaknya meminta kendaraan proyek jangan dahulu beraktivitas, sebelum ada komitmen bersama demi kebaikan dan kelancaraan pelaksanaan proyek.
BACA JUGA: Tercatat di Persil tapi Tak Ada di Lapangan, Aset Desa Rawaurip Hilang Diserobot Pabrik
“Sebagai warga yang daerahnya ditempati proyek pembangunan PT Victory Chingluh Indonesia, kami minta hendaknya pelaksana proyek mempunyai etika untuk menghargai kearifan lokal, bukan seenaknya saja hanya meraup keuntungan sementara masyarakat yang dikorbankan,” tegasnya.
Pihaknya hanya ingin menata agar proses pelaksanaan pembangunan PT Victory Chingluh Indonesia, lancar dan tidak dikeluhkan masyarakat.
“Seharusnya ada komunikasi awal, kalau ada itikad baik, ya kami hargai, tapi kalau sudah tidak bisa menghargai kami, mohon maaf pekerjaan sementara jangan dilanjutkan dahulu,” tandasnya. (Baim)