CIREBON, SC- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjari Cirebon terus mengembangkan program studi (prodi) yang merupakan salah satu persiapan untuk transformasi kampus setempat menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISS).
Untuk diketahui, salah satu ciri khas UISSI adalah menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Syarat untuk dibukanya prodi PJJ ini adalah prodi yang bersangkutan sudah berakreditasi A.
Saat ini, IAIN Syekh Nurjati Cirebon baru membuka satu prodi PJJ, yaitu PJJ PAI dan sudah berjalan 2 semester. Kampus setempat pun bakal menambah sejumlah prodi PJJ baru.
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya bakal menambah jumlah prodi PJJ tersebut dengan membuka 7 prodi PJJ baru di kampus setempat.
BACA JUGA: Geng Motor Dikepung, Tak Ada Ruang Untuk Berandalan
Pasalnya, kata dia, prodi PJJ diminati banyak calon mahasiswa. Mulai dari guru dalam jabatan, ustad di pondok pesantren hingga tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Menurut Sumanta, hal itu menjadi indikasi kesadaran masyarakat menempuh pendidikan tinggi mulai tumbuh.
“Perlu kerja keras bersama. Banyak sekali masyarakat yang ingin masuk tapi kita masih membatasi program prioritas guru dalam jabatan,” kata Sumanta.
Pada tahun ajaran baru, prodi PJJ di IAIN Syekh Nurjati Cirebon bakal menerima 2.000 mahasiswa baru. Jumlah ini terbagi untuk seluruh Prodi PJJ yang sudah diresmikan.
Dirjen Pendis Kemenag, Prof Dr M Ali Ramdhani STP MT mengatakan, guna mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap PJJ, maka perlu ada perubahan juknis juklak. Pihaknya mengaku bakal melakukan evaluasi terkait hal itu.
Ali mengatakan, secara umum pelaksanaan PJJ di IAIN Cirebon sudah berjalan baik. Maka tak muluk-muluk jika ada pengembangan Prodi PJJ. Bahkan hingga jenjang S2.
Ali mengatakan, Kemenag masih punya anggaran cukup besar yang dapat digunakan untuk pelaksanaan Prodi PJJ sampai jenjang S2. “Angkanya relatif cukup untuk jumlah yang besar,” kata dia. (Arif)