MAJALENGKA, SC- Sumber Daya Manusia (SDM) serta pengetahuan tentang teknologi masih menjadi kendala dalam peningkatan produksi pertanian. Pemanfaatan teknologi , penanganan hama tanaman oleh petani masih banyak yang kurang tepat.Misalnya dalam penanganan hama wereng dan tikus.
Penanganan hama tanaman padi yang kurang tepat akan berdampak terhadap hasil panen, bahkan, dapat berakibat fatal, seperti dilakukan petani di Kabupaten Sragen. Petani di Sragen banyak menggunakan jerat listrik untuk membasmi tikus. Cara itu bukanya efektif, jerat tersebut malah memakan korban jiwa manusia.
Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPR RI, H Sutrisno saat membuka bimbingan teknis (bimtek) penanganan hama wereng dan tikus yang diikuti ratusan petani, Rabu (25/5/2022).
BACA JUGA: Lolos Seleksi, Enam CPNS Undurkan Diri
Berangkat dari hal itu kata Sutrisno, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Tanaman Pangan bersama Komisi IV DPR-RI melakukan gerakan pengendalian untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen akibat serangan hama wereng coklat.Selain melalui tindakan langsung di lapangan, juga melalui pelatihan atau bimtek.
”Melalui bimtek ini diharapkan petani dapat memiliki pengetahuan dalam penaanganan hama wereng dan tikus dengan cara-cara yang benar,”kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Senada disampaikan Dwi Rahayu yang mewakili Ditjen Pertanian Kementan. Ia mengatakan, Kementan dan DPR-RI, khususnya Komisi IV memiliki pemikiran yang sama bahwasanya, peningkatan sumberdaya manusia di bidang pertanian masih perlu dilakukan.
BACA JUGA: Puluhan Motor Knalpot Bising Diamankan
Salah satunya dengan memberikan pengetahuan pada petani dalam penanganan hama, seperti tikus dan wereng coklat yang berpotensi menggagalkan hasil panen petani.
“Saya harapkan peserta mengikuti kegiatan ini dengan baik sehingga materi yang disampaikan narasumber nanti terserap dengan baik,kemudian diaplikasikan dalam menanggulangi hama wereng maupun tikus,” harapnya. (Abr)