Asep menambahkan, kasus PMK pertama yang muncul pada tanggal 18 Mei itu terdeteksi di Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani. Di desa tersebut ada peternak yang juga melakukan jual beli sapi, membeli sapi dari daerah Bumiayu Jateng untuk memenuhi kebutuhan kurban masyarakat pada hari raya Idul Adha nanti.
“Dia (peternak, red) punya 6 ekor, lalu beli 15 ekor dari Bumiayu. Tapi saat dicek malam harinya, mulut sapi berbusa dan berlendir terindikasi suspek PMK. Setelah di lab di Subang, ternyata benar, 20 sapi positif PMK,” paparnya.
Kemudian, kasus yang sama ditemukan pada tetangga peternak tersebut yang membeli 2 ekor sapi dari Boyolali, Jateng. Selain 2 ekor sapi yang baru dibeli tersebut, 3 ekor sapi perah di kawasan sapi perah desa setempat juga terpapar PMK. Kasus kemudian menyebar ke daerah lainnya di Kabupaten Cirebon. Yakni di Desa Kalibuntu, Kecamatan Pabedilan yang membeli 1 ekor sapi dari Bumiayu.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Bakal Dirikan Cek Poin Cegah PMK
Asep memastikan, pihaknya bakal melakukan pencegahan dan penanganan PMK secara maksimal, salah satunya dengan menghadirkan vaksin dalam waktu dekat.