“Tolong Pemda, ini untuk Kabupaten Cirebon saja dulu, bagaimana caranya agar bisa diadopsi. Ada sekitar 217 hektare lahan Pemda, bisa didemplotkan dulu beberapa kotak sawahnya untuk uji coba. Nanti yang lain bisa mengikuti,” kata dia.
Di tempat yang sama, Sub Koordinator Pengawas Mutu Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Rojaya, mengatakan, konsep yang dipakai petani inovatif tersebut bisa dicontoh oleh petani lainnya di wilayah BPP Plumbon. Menurutnya, inovasi perkawinan silang benih padi tersebut diharapkan bisa membawa perubahan bagi pertanian di Kabupaten Cirebon.
Ia menerangkan, metode yang dikembangkan Usman Efendi telah menghasilkan panen di atas rerata varietas pada umumnya. Untuk perkawinan silang Ciherang-Mantab dan Tiga Dua-Mantab rerata menghasilkan 7,5 ton dan 6,9 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.
BACA JUGA: Hujan Es di Kabupaten Kuningan Bukan Fenomena Pertama, Sudah Beberapa Kali Terjadi
“Berarti lebih unggul Ciherang-Mantab. Berdasarkan rata-rata pengakuan dari BPP Plumbon, (para petani, red) di kita rata-rata hasil ubinannya 6 ton,” kata dia.
Selain itu, ia juga mengapresiasi inovasi pupuk organik dan pestisida nabati yang dikembangkan petani tersebut. Ia menyebut, temuan Usman efendi itu memang menarik untuk dikembangkan. Karena salah satu manfaat pupuk organik adalah meningkatkan hasil bobot per satuan luas.