BACA JUGA: Dorong Perda Industri Olahraga, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon: Tahun Depan Harus Sudah Disahkan
Menurut Subagja, pemerintah daerah juga harus bisa membedakan event sepak bola yang bersifat hiburan dan kompetisi. Dan jika tidak diarahkan, maka tiap individu calon atlet akan bersifat liar bahkan karir sepak bolanya nanti tidak akan bisa meningkat ke level lebih tinggi.
“Bukan berarti turnamen sepakbola tarkam itu jelek, karena lebih bersifat hiburan. Ini berbicara bagaimana bibit yang berpotensi dari sisi karir bisa berkembang ke level lebih tinggi hingga nasional dan internasional,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Cirebon, H Imron, mengaku terinspirasi atas masukan dari salah satu tokoh sepak bola Cirebon tersebut. Imron juga mengaku akan berupaya memaksimalkan pencarian bibit atlet asal Kabupaten Cirebon agar memiliki wadah resmi melalui kebijakan, agar bisa membawa harum nama daerah bahkan negara.
BACA JUGA: Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Dorong Perbanyak Even Olahraga
“Terima kasih kepada keluarga Rizdjar yang bisa mewakili Cirebon dalam membawa nama Indonesia di AFF U-16 kemarin hingga mengalahkan Vietnam di final. Tentunya nama Kabupaten Cirebon juga ikut harum atas jasa Rizdjar,” kata Imron.
Namun, diakui Imron, proses menciptakan atlet sepak bola yang bisa membawa nama baik tidaklah mudah. Butuh kerjasama semua pihak untuk bisa mewujudkannya. Ia mencontohkan, pemain Timnas asal Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Rizdjar Nurviat Subagja yang membutuhkan proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak terutama keluarga.
“Setelah mendengar masukan dari ayah Rizdjar ini, memang bisa atau tidak ya harus dilakukan. Dan ini menjadi catatan penting kami di Pemerintahan,” terangnya.