“Memang selalu ada laba. Tapi kan kita harus setor PAD. Kemudian untuk operasional kita termasuk untuk dana CSR,” kata Suharyadi.
BACA JUGA: Perumda Tirta Jati Siapkan Sejumlah Program Strategis
Sementara terkait masalah spam regional dari Bendung Jatigede, lanjut Suharyadi, saat ini pihaknya masih melakukan kajian. Pasalnya, meskipun Perumda Tirta Jati diberikan kuota sebanyak 950 liter per detik, namun tarif yang harus dibayar dinilai cukup mahal, yakni sebesar Rp8.057 per liter kubiknya.
“Meskipun jaringan dari hulu ke hilir ditanggung KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha, red), tapi tarifnya cukup tinggi. Kita naikkan seribu rupiah saja gejolaknya pasti ada. Apalagi harga yang jaringan spam sangat tinggi. Jadi perlu kajian mendalam,” terangnya.
Suharyadi menambahkan, kajian teknis harus benar benar dilakukan, terlebih berkenaan dengan kenaikan tarif. Karena hal tersebut berhubungan langsung dengan kepentingan pelanggan, baik industri maupun rumah tangga. Tahun lalu saja, lanjut dia, total tunggakan pelanggan mencapai hampir Rp5 miliar.
BACA JUGA: Komisi II DPRD Kota Cirebon Soroti Jaringan Distribusi Lama PDAM Tirta Giri Nata
Ia berjanji, bakal terus menagih tunggakan dari para pelanggan dengan menggandeng pihak lain.
“Kita sudah gandeng kejaksaan dan memberikan surat kuasa khusus untuk menagih tunggakan ini,” ucapnya. (Islah)