Ia menjelaskan, “Nyiramkeun” dilaksanakan secara turun temurun oleh yayasan Talaga Manggung, keluarga keturunan Kerajaan Talaga Manggung. Kegiatanya dilakukan setiap hari Senin pada tanggal belasan Bulan Safar.
BACA JUGA: Pemdes Megu Gede Lestarikan Tradisi Ngunjung Buyut
Air yang dipergunakan untuk mencuci benda-benda pusaka juga tidak sembarangan. Air yang dipergunakan berasal dari sembilan mata air (Cai Nyusu) dengan lokasi berbeda. Ada petugas khusus untuk mengambil air dari mata air Gunung Bitung, Situ Sangiang, Cikiray, Wanaperih, Lemahabang, Regasari, Ciburuy, Cicamas dan Nunuk.
“Air dari mata air itu diambil oleh kuncen menggunakan tempat penyimpanan yang berasal dari bambu kuning,” jelasnya.
Sebelum acara puncak,tradisi Nyiramkeun diawali dengan kirab budaya yang menampilkan simbol ratu kerajaan Talaga Manggung. Kirab dilakukan dari Kantor Kecamatan Talaga menuju Museum Talaga Manggung.