SUARA CIREBON – Keindahan pedestrian di depan Pasar Kadipaten tak berlangsung lama. Pedestarian yang sempat dijuluki Malioboro-nya Kabupaten Majalengka itu kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
Sarana dan prasarana pendukung pedestarian yang dibangun pada tahun 2019 itu pun dalam kondisi tak terawat, bahkan, sebagian rusak parah.
Beberapa kursi juga terlihat patah, dan lampu-lampu penerangan sebagian besar sudah tidak berfungsi.
Menurut warga, keberadaan padestarian yang berlokasi di depan Pasar Kadipaten saat ini kondisinya sudah sangat jauh berbeda.
BACA JUGA: Bayi Dibuang Lalu Direndam Air, Ibu Kandung Pembuang Mayat Bayi di Majalengka Akui Perbuatannya
”Sudah sangat jauh berbeda kondisinya, sekarang kayu-kayu kursinya sudah banyak yang lapuk dan hampir semuanya catnya sudah mengelupas,” ujar Eni, warga setempat, Senin (7/11/2022).
Menurut Eni, warga sangat berharap kondisi pedestarian itu ditata kembali, sehingga dapat berfungsi seperti sebelumnya.
Padamnya lampu-lampu di kawasan pedestarian juga dikhawatirkan dimanfaatkan orang yang tidak bertanggunjawab melakukan tindakan-tindakan negatif.
Warga lainnya, Ahmad mengatakan,pedestarian itu awalnya selalau ramai pengunjung, baik siang ataupun pada malam hari.
BACA JUGA: Lapas Majalengka Berganti Pimpinan
Bahkan, pengunjungnya lebih banyak pada malah hari karena suasana dan pemandangannya lebih indah. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, karena kemudian padestarian ditutup setelah munculnya virus Covid-19.
“Waktu itu kan warga diminta tidak boleh berada di keramaian. Sejak itu lampu di area pedestarian dimatikan. Bahkan, kursinya sempat diangkat. Sekarang kursi sudah dipasang lagi, hanya lampu yang sampai sekarang belum belum dinyalakan lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, kalau malam tempat ini sering jati tempat minum-minum, kalau bisa pihak terkait segera memperbaiki peneranganya, termasuk lampu hias.
“Kalau terang mungkin mereka mikir juga mau mabuk-mabukan di kawasan pedestarian,” ujar Ahmad. (Abr)