Masyarakat Tionghoa atau China, pada zaman dahulu kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani, menggantungkan hidupnya pada hasil ladang atau kebun.
Karena itu, bagi mereka, turun hujan merupakan suatu keberkahan. Perayaan Imlek merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Tionghoa akan hadirnya musim semi.
Di awal musim semi, warga China percaya akan dipenuhi keberkahan, mulai dari hasil panen melimpah hingga hadirnya musim semi yang indah.
Di Indonesia yang hanya memiliki dua musim, tentu tidak bisa merasakan hadirnya musim semi.
BACA JUGA: Budayawan Betawi, Ridwan Saidi Meninggal Dunia
Namun, kerap kali ketika Hari Raya Imlek tiba, akan turun hujan. Oleh sebab itu jika turun hujan di malam Imlek membuat tanah jadi subur. Siap untuk di tanam.
Masuknya perhitungan musim inilah letak perpaduan unsur matahari dan bulan dalam kalender China.
Turunnya hujan pada perayaan Imlek tersebut berkaitan dengan musim di Indonesia.
Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan kondisi khas di Indonesia yang belum tentu terjadi di China (Tiongkok) maupun negara lainnya yang juga merayakan Tahun Baru China.