Banjir yang terjadi sejak Minggu, 22 Januari 2023 hingga Selasa, 24 Januari 2023 telah menyebakan ratusan hektar sawah di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik dan Desa Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi bak lautan lepas.
Bahkan hingga Rabu, 25 Januari 2023 ini, banjir masih merendam ratusan hektar sawah di dua desa tersebut. Akibatnya, akar dan daun padi yang baru berumur sekira 15 sampai 20 hari itu banyak yang membusuk.
BACA JUGA: Banjir di Cirebon, 5 Kecamatan Terendam, BPBD Kabupaten Cirebon Terus Pantau Cuaca
Seorang petani Desa Bayalangu Lor yang menggarap sawah di Blok Ampel Gading, tepatnya Blok Makam Cina, Desa Bayalangu Kidul, Bunadi, terpaksa harus menyiapkan benih padi lagi untuk ditanam ulang di sebagian lahan tersebut.
“Di blok ini sudah terendam tiga malam, makanya itu sudah saya siapkan bibit baru untuk ditandur (ditanami, red) lagi,” ujar Bunadi.
Sementara untuk sebagian tanaman padi yang berada di dataran agak tinggi dan sudah tidak terendam air, ia hanya akan melakukan tanam sulam saja.
Menurutnya, para petani di blok tersebut sudah melakukan tanam ulang hingga tiga kali. Artinya, biaya tanam yang sudah dikeluarkan para petani sudah mencapai puluhan juta per hektar.
“Kalau yang sudah tanam kemudian sudah diberi pupuk itu biayanya bisa mencapai 10 juta per hektar,” ujar Bunadi.
Namun Bunadi menyebut, banjir yang lebih parah terjadi di lahan persawahan Blok Kedokanamba Desa Bayalangu Kidul.
BACA JUGA: Santri di Cirebon Tewas Tenggelam, Ditemukan Mengambang 300 Meter dari Lokasi Berenang
Di Blok tersebut, banjir sudah merendam selama empat hari hingga hari Rabu 25 Januari 2023 ini.
“Kalau di kedokanamba lebih parah karena memang sawahnya lebih rendah. Disana juga banyak, ada ratusan hektar,” kata Bunadi.
Hal serupa juga dialami petani Desa Wargabinangun, Kecamatan Kaliwedi, Nasikin. Pasalnya, lahan persawahan di desa tersebut merupakan daerah langganan banjir.
BACA JUGA: Banjir di Cirebon Meluas, Akses Jalan Terendam, Kendaraan Nekat Terobos Siap-Siap Mogok
Menurut Nasikin, banjir yang terjadi kemarin merupakan banjir terparah merendam ratusan hektar tanaman padi yang masih berusia kurang dari satu bulan.
“Kalau tanaman lama terendam air kan bisa busuk, belum lagi hama keongnya, itu juga ikut merusak tanaman padi,” ujar Nasikin.
BACA JUGA: Adik Tiri Incar Hadiah Lomba Kicau Burung, Jadi Pelaku Pencurian di Cirebon, Dua Korban Ditikam
Dikatakan Nasikin, akibat banjir kali ini, dirinya dan para petani lainnya harus melakukan tanam ulang untuk kali kedua.
“Yang jadi masalah kan kita juga sulit mencari wini (bibit padi, red) yang untuk ditanamnya,” ungkapnya.***