Massa yang tumpah ruah ditambah padatnya kendaraan warga yang ingin menyaksikan pawai Cap Go Meh membuat arus lalu lintas di sekitar Vihara Dewi Welas Asih, macet total.
Sejumlah kendaraan yang terlanjur terjebak kemacetan memanfaatkan untuk mengabadikan momen pawai tersebut dari dalam kendaraan.
Saat beragam joli berisi patung dewa-dewi yang dipuja dalam klenteng dan vihara (taopekong) digotong beberapa orang berkostum serba merah diiringi tetabuhan khas, beberapa warga etnis Tionghoa yang telah menunggu di tepi jalan langsung meraparkan tangan sambal memanjatkan doa.
BACA JUGA: Cap Go Meh Festival Pecinan di Cirebon Siap Ramaikan Perayaan Imlek
Masyarakat Tionghoa percaya, saat perayaan Cap Go Meh (15 hari setelah Imlek), dewa-dewi turun ke bumi.
Karenanya, tidak sedikit warga Tionghoa yang memanjatkan doa saat joli berisi taopekong itu melintas.
Terlebih, patung dewa-dewi yang diarak joli itu berasal dari berbagai vihara dan klenteng se-Wilayah III Cirebon. Sehingga jumlahnya mencapai belasan taopekong.
Suasana semakin meriah dengan kehadiran atraksi barongsai dan liong yang dimainkan sejumlah anak muda.