Menurut dia, Sunan Gunung Jati yang juga salah satu Wali Sanga atau ulama besar penyebar Islam di Jawa telah mengajarkan warga hidup bersanding dengan berbagai agama.
“Budaya Cirebon itu menyatu meski orangnya berbeda. Saya berharap, (keberagaman) ini dilestarikan untuk menjaga kekayaan, aset bangsa ini. Jangan sampai ada perpecahan. Kami sebagai penerus akan menjaga ini,” ungkapnya.
Terpisah, Ketua Panitia Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Wihara Dewi Welas Asih, mengatakan, pengunjung membeludak karena acara itu vakum dua tahun sebelumnya saat pandemi Covid-19. Sebanyak 6 barongsai, 3 liong, dan 10 joli turut menyemarakkan.
“Selain melestarikan tradisi, kami juga berharap, dengan Cap Go Meh ini kebinekaan terus terjaga,” ujar Iwan.
Sementara, Wakil Wali Kota Cirebon, Hj Eti Herawati mengapresiasi keterlibatan banyak pihak dalam gelaran Cap Go Meh tahun ini.
Menurut Eti, Pemkot Cirebon sangat mendukung kegiatan yang merawat kebhinakaan tersebut.
Hal itu, lanjut Eti, salah satunya diwujudkan dalam dukungan pada penyelenggaran Festival Pecinan untuk memeriahkan Cap Go Meh tersebut.
BACA JUGA: Warga Tionghoa Sangat Menghindari Ini di Malam Imlek