Dua baju pengantin peninggalan Kerajaan Cirebon itu yakni pengantin adat Mayung dan Bungko.
Kedua baju pengantin Kerajaan Cirebon ini tak lagi dilirik masyarakat Kabupaten Cirebon.
Mereka lebih memilih baju pengantin modern untuk setiap resepsi pernikahan yang digelar.
Saat ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon tengah berupaya mengembalikan kejayaan busana adat tersebut.
Kabid Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Cirebon, Kartikasari mengungkapkan, baju pengantin kearifan lokal Cirebon nyaris punah tersebut lantaran rerata masyarakat Kabupaten Cirebon lebih memilih busana pengantin modern.
“Kami punya kewajiban untuk mengembalikan kejayaan dari kearifan lokal yang hampir punah itu,” ujar Ika, sapaan akrab Kartikasari, Rabu, 22 Februari 2023.
Untuk itu, Ika mengatakan, tahun 2023 ini pihaknya bakal menyelenggarakan festival baju pengantin khas Kabupaten Cirebon yang akan dipusatkan di Kecamatan Lemahabang.
Ia menjelaskan, tujuan festival baju pengantin khas Kabupaten Cirebon ini untuk kembali mengenalkan busana pengantin khas Kabupaten Cirebon.
Ia menyebut, busana pengantin khas Cirebon seperti pengantin adat Mayung dan Bungko sangat bagus dan menarik.
BACA JUGA: Jasa Vaksinasi Beredar di Medsos, Segini Biayanya, Dinkes Kabupaten Cirebon Bakal Telusuri
“Sebetulnya bagus, model pakaiannya itu tertutup karena keislamannya sangat kental. Jadi masih mengandung perpaduan antara unsur Cina dan Arab,” ujar Ika.
Ia menerangkan, sebagian masyarakat di Desa Mayung, Kecamatan Gunungjati dan Desa Bungko, Kecamatan Kapetakan masih melestarikan busana khas Cirebon tersebut.
“Kalau di Mayung dan Bungko itu masih dipakai. Tapi untuk masyarakat Kabupaten Cirebon lainnya lebih banyak menggunakan busana modern,” kata Ika.
Ia berharap, para pelaku usaha rias dan dekorasi pengantin bisa menawarkan atau mengenalkannya lebih masif kepada masyarakat. Agar pakaian adat Cirebon ini bisa dikenal dan terjaga kelestariannya.
“Bisa saja dikombinasi, karena Kabupaten Cirebon itukan punya batik, nanti akan dikombinasikan dengan kain batik Cirebon, jadi bisa lebih menarik,” paparnya.
Selain melestarikan kearifan lokal busana pengantin khas Kabupaten Cirebon, imbuh Ika, pihaknya juga tengah memperkenalkan kembali tradisi-tradisi lainnya, seperti tradisi-tradisi penyambutan pengantin khas Kabupaten Cirebon cucup tampah.
Bukan hanya itu, pihaknya juga mengarahkan masyarakat agar menampilkan kearifan lokal ketika menggelar kesenian.
“Kegiatan-kegiatan yang ada di dinas kita juga semuanya kearifan lokal, tujuannya supaya dilestarikan, supaya dikembangkan lagi dan tidak punah,” ucapnya. Ia menambahkan, Disbudpar juga intens menggelar seminar dengan mengundang penata rias pengantin agar gaung busan khas Cirebon tersebut tetap terdengar.***
BACA JUGA: Miliaran Anggaran Rutilahu di DPRKP Kota Cirebon Kena Refocusing