SUARA CIREBON – Dua kelompok suporter Persatuan Sepakbola Gunung Jati (PSGJ) membuat mosi tidak percaya terhadap pihak manajemen PSGJ yang dikomandoi Kombes Pol Imam Saputra.
Mosi tidak percaya dua kelompok supoter PSGJ tersebut lantaran pihak manajemen PSGJ masih memiliki hutang kepada pemain senior usai kompetisi liga 3 seri 2 yang tak kunjung terselesaikan.
PSGJ adalah salah satu klub yang berbasis di Kabupaten Cirebon yang terbentuk pada tahun 1962.
Saat ini, PSGJ berhasil naik kasta ke seri 1 setelah pada musim kompetisi 2022 berhasil finis di posisi runner up, setelah di babak final dikalahkan saudara kandung yakni Al Jabbar FC dengan skor tipis 0-1.
Keberhasilan PSGJ kembali naik kasta ke liga 3 seri 1 ternyata menyisakan sejumlah persoalan yang belum dipenuhi pihak manajemen kepada para pemain.
Persoalan ini khususnya kepada para pemain lokal yang berhasil membawa klub kebanggaan warga Kabupaten Cirebon ini kembali merumput di seri 1.
“Jumlah gaji pemain yang belum dibayar pihak management sekitar Rp50 juta dan pemain yang belum dibayar itu hampir 13 orang yang semuanya merupakan pemain lokal termasuk striker utama Dea Wahyudi,” kata Plt Ketua Umum Pasoegati, Abdurrochman saat menggelar aksi mosi tidak percaya kepada manajemen PSGJ di Stadion Rangga Jati, Sumber, Sabtu, 4 Maret 2023.
Omen — sapaan akrab Abdurrochman — mengungkapkan, terkait persoalan tersebut sejuah ini pihak manajemen PSGJ hanya berjanji. Namun, tidak ada realisasi dalam penyelesaian pembayaran kewajiban kepada para pemain.
Untuk itu, kata Omen, pihaknya akan berupaya untuk membantu para pemain untuk mendapatkan haknya.
Kendati demikian, sejauh ini dirinya mengaku belum mengetahui terkait perjanjian antara pemain dan pihak manajemen PSGJ.
“Kalau memang ada kontrak yang terkait itu (pembayaran) kami akan berusaha untuk membantu semaksimal mungkin, karena permasalahan ini (gaji) merupakan masalah yang fatal,” katanya.
Senada dengan Omen, ketua Corva Nord Boys (CNB) Dwi Darmaji juga sangat menyayangkan sikap manajemen PSGJ yang tidak tepat dalam memberikan gaji kepada pemain.
Dwi pun meminta kepada manajemen PSGJ untuk segera melunasi kewajibannya kepada para pemain.
Pasalnya, menurut dia, jika hal ini tidak segera direalisasikan oleh pihak manajemen, dikhawatirkan citra PSGJ di mata masyarakat Kabupaten Cirebon akan lebih buruk lagi.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kapten PSGJ pada liga 3 seri 2, Desa Wahyudi membenarkan dirinya beserta beberapa pemain lainnya belum dibayar sepenuhnya oleh pihak manajemen setelah berakhirnya pentas liga 3 seri 2 kemarin.
“Benar kami khususnya pemain lokal belum sepenuhnya menerima hak kami, kalau secara persentase kami baru menerima sekitar 25 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan,” ujarnya singkat.***